Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Sri Lanka

Hengkang Setelah Dikalahkan Inggris

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Direbutnya beberapa pos-pos tersebut membuat Portugis tidak lagi memerlukan tentara bayaran yang direkrut dari Coromandel dan pantai barat India. Dengan demikian benteng ini menjadi kemudian menjadi milik Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie/VOC). Raja Rajasinghe ingin menghancurkan semuanya, tetapi tidak membayar iurannya melawan Portugis, akibatnya Belanda tidak mau menghancurkan mereka.

Perjanjian Sinhala Belanda memiliki syarat di mana raja Sinhala harus mempertahankan dan mendukung pasukan Belanda saat mereka mengobarkan perang atas nama Raja Ceylon/Kandy melawan Portugis. Perjanjian itu memiliki dua salinan, salinan Belanda memiliki klausul bahwa Belanda akan memiliki dan mengoperasikan pelabuhan.

Pada Salinan Kandyan tidak memiliki klausul seperti ini. Akhirnya raja tidak mematuhi perjanjian tersebut karena salinannya ditafsirkan bahwa pelabuhan akan kembali ke Raja Kandy. Karena alasan itu Belanda kemudian memilih opsi untuk merebut semua pelabuhan dan benteng serta tanah lainnya, menggantikan Portugis.

Kehadiran Belanda yang semakin kuat pelan-pelan menggusur pos-pos dagang Portugis dan mulai menguasai bagian-bagian di mana mereka merebut kekuasaan raja. Masyarakat Tamil menerima penguasa baru tanpa banyak keberatan. Hanya di Galle dan Negombo ancaman serangan masih berpotensi terjadi.

Rajasinghe selalu ingin menyingkirkan Portugis dan Belanda dengan cara mengadu domba. Pada saat perwira atau komandan Belanda menyinggung perasaannya, dia memerintahkan pembunuhan mereka. Kadang-kadang dia membantai muatan kapal orang Belanda karena kelakuan buruk kapten mereka.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top