Senin, 23 Des 2024, 15:40 WIB

Hebohkan Dunia Maya, Pengendara Mobil Jadi Korban Pemerasan Joki Jalur Alternatif di Puncak Bogor

Foto: Instagram @humaspolresbogor

Baru-baru ini, warganet dihebohkan setelah beredar sebuah video Tiktok yang diunggah oleh akun bernama @bylibra yang memperlihatkan dirinya menjadi korban pemerasan oleh seorang joki jalur alternatif ketika ia hendak menuju Puncak, Bogor.

Dalam video tersebut, pengendara menceritakan pengalaman pahitnya saat dimintai bayaran yang sangat tinggi oleh seorang joki jalur alternatif yang awalnya menawarkan jasa dengan sistem "seikhlasnya".

Menurut keterangan dalam video, pengendara yang hendak menuju Puncak awalnya setuju untuk membayar jasa pengawalan seikhlasnya kepada seorang joki yang mengarahkannya melalui jalur alternatif Gardenia Cilember - Jogjogan. Pengendara tersebut sempat membayar Rp 150.000 sebagai bentuk ikhlas atas jasa yang diberikan. Namun, saat tiba di SPBU Kampung Tugu, Cisarua, pelaku meminta uang tambahan sebesar Rp 850.000, yang menimbulkan cekcok antara mereka.

Pengendara merasa diperas setelah pelaku menolak menerima uang yang sudah diberikan dan bersikeras meminta lebih.

"Disclaimer, emang salahnya kita nggak ada kesepakatan tarif dari awal, karena bapaknya selalu bilang seikhlasnya aja. Pelajaran buat kalian yang mau muncak, jangan pakai jalur alternatif, mending pakai Google Maps aja. Kami niat awalnya ikhlas pakai jasa bapaknya buat bantu kerjaannya, eh malah diginiin," ujar pengendara dalam video viral tersebut.

Pelaku sempat menolak uang yang telah ditransfer pengendara dan marah, memaksa korban untuk memberikan uang lebih banyak. Kejadian ini berakhir dengan cekcok, yang terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial.

Saat ini, pelaku telah diamankan oleh petugas dari Polsek Megamendung dan sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Polisi juga menyarankan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan jasa jalur alternatif yang tidak memiliki kesepakatan tarif jelas, terutama di daerah yang rawan pungli.

Kasus ini menjadi peringatan bagi para wisatawan yang hendak mengunjungi Puncak untuk selalu berhati-hati dan memastikan adanya kesepakatan tarif yang jelas sebelum menggunakan jasa pengawalan atau jalur alternatif. Pihak kepolisian juga berkomitmen untuk terus menindak tegas praktik pemerasan yang meresahkan masyarakat.

Redaktur: Muhammad Ihsan Karim

Penulis: Muhammad Ihsan Karim

Tag Terkait:

Bagikan: