Hasto: BKKBN Tekankan Pentingnya KB dalam Upaya Mewujudkan Keluarga Sehat
Foto: bkkbn.go.idBadan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menekankan pentingnya Program Keluarga Berencana atau KB dalam upaya untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
Pada acara bertajuk Gotong Royong Penanganan "Stunting" di Puskesmas Jepon I, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Minggu (10/9), Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa pelaksanaan kontrasepsi dalam Program KB membantu menurunkan risiko kematian ibu dan bayi hingga mencegah stunting.
"Dengan ber-KB maka ada jeda bagi ibu untuk melakukan pemulihan pada tubuhnya dan kembali siap untuk hamil dan melahirkan," kata Hasto sebagaimana dikutip dalam siaran pers BKKBN di Jakarta, Senin (11/9).
Penggunaan alat kontrasepsi memungkinkan pasangan suami-istri mengontrol kelahiran anak sesuai dengan keinginan dan kemampuan, membantu mencegah kehamilan yang tidak diharapkan, serta memberi pasangan cukup waktu untuk mempersiapkan diri secara fisik, emosional, dan finansial untuk memiliki anak lagi.
Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi dapat mengurangi risiko komplikasi kesehatan pada ibu dan anak serta memungkinkan ibu untuk memulihkan diri dengan baik setelah kelahiran anak pertama dan mencapai kesehatan yang optimal sebelum hamil lagi.
Program KB yang tepat juga dapat membantu mengurangi risiko kehamilan berisiko tinggi, seperti kehamilan pada usia terlalu muda atau terlalu tua, serta risiko kelahiran prematur.
"Usia maksimal kehamilan itu di 35 tahun, kalau sudah di atas usia 35 tahun jadinya berisiko tinggi, bisa terjadi kematian pada ibu, bayi, atau munculnya stunting," kata Hasto.
Dalam acara Gotong Royong Penanganan "Stunting" di Blora, Hasto juga berdialog dengan para akseptor Program KB dan mengampanyekan konsep "Dua Anak Lebih Sehat".
"Konsep 'Dua Anak Lebih Sehat' ini berdasarkan bukti dan analisis ilmiah. Angka kematian bayi dari ibu yang memiliki satu sampai dua anak dibandingkan kehamilan tiga anak atau yang melahirkan lebih dari lima anak menunjukkan perbedaan signifikan," kata dia.
Selama berada di Puskesmas Jepon I, Hasto meninjau fasilitas pelayanan kontrasepsi, membantu memasang alat kontrasepsi, serta berdialog dengan anggota Tim Penggerak Keluarga (TPK).
"Tim Penggerak Keluarga ini hebat-hebat, tetap dikawal terus ibu-ibu hamilnya ya, jogo tonggone (dijaga tetangganya), jangan sampai tetangga sebelah hamil kita enggak tahu," kata dia.
Acara Gotong Royong Penanganan "Stunting" di Puskesmas Jepon I mencakup pemasangan alat kontrasepsi pada 22 akseptor, yang terdiri atas sembilan pengguna alat kontrasepsi IUD dan 13 pengguna alat kontrasepsi implan. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Tanda-tanda Alam Apa Sampai Harimau Sumatera Muncul di Pasaman dengan Perilaku Unik