Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha | Perseroan Berencana IPO dan Mencari Mitra Strategis

Hasnur Group Targetkan Pendapatan Rp2,5 Triliun

Foto : KORAN JAKARTA/M YASIN

RAYAKAN HUT KE-52 | Dari kiri; Deputy Presdir Hasnur Group, Suroyo Gino, Deputy Prescomm Djamari Chaniago, Presdir Jayanti Sari, Komisaris Indro Hananto, dan anggota pembina Yayasan Hasnur Centre, Kustan Basri, saat rangkaian perayaan ulang tahun ke- 52 Hasnur Group di Tapin, Kalimantan Selatan, Senin (27/8). Hasnur Group pada semeser I-2019 berencana melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) melalui anak usahanya PT Hasnur Jaya International (HJI).

A   A   A   Pengaturan Font

BANJARMASIN - Hasnur Group menargetkan pendapatan secara konsolidasian sebesar 2,5 triliun rupiah di tahun 2018. Target pendapatan tersebut meningkat dari capaian sepanjang tahun lalu sebesar dua triliun rupiah.

Juru bicara Manajemen Hasnur Group yang juga salah satu anggota direksi di anak perusahaan, Syamsul Bachri Djadi, mengatakan bisnis pertambangan menjadi fokus pengembangan lantaran berkontribusi paling besar terhadap bisnis Perseroan. Saat ini, kontribusi pendapatan dari pertambangan mencapai 80 persen disumbangkan oleh PT Hasnur Jaya International (HJI). "Kami menargetkan pendapatan tahun ini sekitar 2,5 triliun rupiah," ungkapnya, di Banjarmasin, Senin (27/8).

Di sektor usaha, kata Syamsul, Hasnur Group yang memasuki usia 52 tahun ini terbilang lengkap dari hulu sampai hilir. Tidak hanya tambang batu bara, Hasnur juga memiliki infrastruktur dan pendukung usaha yang lengkap mulai dari kontraktor produksi, jalan, dan terminal pemuatan batu bara sendiri dengan kapasitas 25 juta metrik ton per tahun yang telah memegang Sertifikat International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. Saat ini, kapasitas produksi tambang batu bara milik Hasnur Group mencapai delapan juta ton per tahun. Ke depan, lini bisnis tersebut akan dikembangkan sehingga memiliki kapasitas produksi hingga 12 juta ton per tahun.

Untuk itu, Hasnur Group pun tengah mengkaji tiga opsi pendanaan di antaranya pinjaman perbankan, penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), dan mencari mitra strategis.Untuk mitra strategis bisa berasal dari Jepang, Korea, Tiongkok, maupun Eropa.

Lini Bisnis

Sekadar catatan, Hasnur Group memiliki lima lini bisnis, yaitu sektor kehutanan, pertambangan dan infrastruktur, perkebunan, media, dan jasa. Di sektor kehutanan, lewat PT Barito Putera dan PT Hasnur Jaya Utama, Hasnur Group mengelola bidang kehutanan dari izin yang dimiliki untuk Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Alam seluas 80.725 Ha, dan juga telah mengikuti SVLK (Standard Verifikasi Legalitas Kayu), sehingga memiliki Sertifikat Legalitas Kayu.

Adapun di sektor perkebunan, salah satunya dikelola PT Hasnur Citra Terpadu yang sejak Februari 2013 sudah meresmikan pabrik Crude Palm Oil atau CPO pertama di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. "Pabrik ini berkapasitas 45 ton tandan buah segar per jam, dan dapat ditingkatkan menjadi 90 ton per jam," kata Syamsul. Saat ini, lahan yang dikelola mencapai 18.798 hektare tanaman dan pada tahun 2016 telah menerima Sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan menjadi perkebunan kelapa sawit pertama bersertifikat ISPO di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Sementara pada sektor jasa, Hasnur Group memiliki bisnis antara lain, bisnis transportasi, penyewaan kendaraan, dan penyewaan alat berat melalui PT Magma Sigma Utama. Selain itu, di sektor ini juga Hasnur juga memiliki usaha bidang layanan teknologi dan informasi, dan jasa konstruksi. Bisnis ini, kata syamsul, saat ini untuk mendukung bisnis inti yang dijalankan oleh Hasnur Group.

Di bisnis Media, melalui PT Hasnur Media Citra dan anak perusahaannya tercatat sebagai pemilik Radio Gol FM, Duta TV, dan juga tim sepak bola PS Barito Putera, yang tahun ini mulai menduduki peringkat atas Liga 1 Indonesia.

Hasnur Group turut serta mendukung perekonomian nasional dengan membangun jembatan overpass sepanjang 363 meter dan lebar 9 meter. Dana yang digelontorkan sebesar 3,5 juta dolar AS berasal dari kas internal Perseroan dan merupakan bagian dari belanja modal (capital expendicture/ capex). "Overpass ini adalah salah satu sarana agar transportasi masyarakat tidak terganggu dan pihaknya sebagai pengusaha juga tidak terganggu secara produktivitas," pungkas Syamsul. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top