Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanasan Global

Hasil Studi: Perubahan Iklim Dapat Lemahkan Ketahanan Hutan

Foto : ISTIMEWA

BERUBAH JADI PADANG RUMPUT I Ada kekhawatiran yang berkembang bagian dari hutan hujan Amazon akan berubah menjadi padang rumput.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Hutan membantu memerangi perubahan iklim dengan menyerap sejumlah besar emisi karbon dioksida (CO2).

Namun, penelitian yang diterbitkan, pada Rabu (13/7), menunjukkan perubahan iklim melemahkan kemampuan kawasan hutan yang luas di seluruh dunia, untuk pulih dari dampak seperti tekanan air, perubahan cuaca yang lebih liar, dan gangguan lainnya.

Itu menunjukkan upaya memerangi perubahan iklim oleh kekuatan yang dimiliki hutan semakin berkurang, dan rencana konservasi serta pengelolaan hutan mungkin perlu dipikirkan kembali.

Sebuah tim peneliti yang dipimpin Giovanni Forzieri dari University of Florence menemukan di sebagian besar dunia, hutan menjadi kurang tangguh.

Artinya, hutan menjadi kurang mampu bertahan dan pulih dari gangguan lingkungan. Ini termasuk kekeringan, panas yang lebih ekstrem, serta kebakaran hutan dan serangan hama.

"Hasil kami menunjukkan sebagian besar hutan global menjadi lebih rentan terhadap gangguan iklim eksternal," kata Forzieri kepada The Straits Times, baru-baru ini. Dengan menggunakan citra satelit, analisis statistik, dan kecerdasan buatan, tim tersebut menilai hutan secara global antara 2000 dan 2020.

Ketersediaan Air

Analisis menunjukkan ketahanan hutan tropis, keadaan gersang dan iklim sedang telah menurun selama periode ini. Mereka menemukan perubahan ini terkait dengan berkurangnya ketersediaan air dan meningkatnya variabilitas iklim. Namun, hutan boreal di lintang yang lebih tinggi di belahan bumi utara menunjukkan tren peningkatan ketahanan.

Ini mungkin karena hutan beriklim dingin ini telah mendapat manfaat dari pemanasan dan pemupukan CO2, yang telah meningkatkan produktivitasnya.

Hutan, yang menutupi sepertiga dari luas permukaan bumi, menyerap sekitar sepertiga emisi CO2 manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil. Hutan juga menyediakan jasa ekosistem yang bermanfaat bagi manusia, seperti mengatur aliran air, konservasi tanah, dan bahan- bahan seperti obat-obatan dan kayu.

Hutan turut membantu mengatur cuaca dan suhu lokal. "Tetapi sedikit yang diketahui tentang bagaimana ketahanan hutan telah berubah sebagai respons terhadap pemanasan global," kata Forzieri, seraya menambahkan pekerjaan timnya adalah penilaian global berbasis pengamatan pertama yang menyelidiki hal ini.

Kekhawatirannya sekarang adalah dampak dari hutan yang lebih lemah dan kurang tangguh. "Hutan yang telah mencapai ambang kritisnya dan mengalami degradasi ketahanan lebih lanjut mungkin berpotensi mendekati titik kritis. Kemungkinan runtuhnya hutan ini akan sangat membahayakan penyediaan jasa ekosistem utama," kata Forzieri.

Ini termasuk penangkapan dan penyimpanan CO2, pohon menyerap CO2 selama fotosintesis dan menyimpan karbon di batang dan akarnya. Ada kekhawatiran yang berkembang, misalnya, bagian dari hutan hujan Amazon akan berubah menjadi padang rumput karena kekeringan, kebakaran, dan penggundulan hutan.

Temuan ini juga berarti proyek konservasi yang bertujuan melindungi atau memulihkan alam dan menyerap CO2 dapat terpengaruh. Solusi iklim berbasis alam semacam itu berpotensi bernilai miliaran dollar AS dalam penyeimbangan karbon yang dapat diperdagangkan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top