Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

Hasil Penelitian Menunjukkan Efektivitas Vaksin Covaxin Tinggi

Foto : PRAKASH SINGH / AFP

TIDAK MENIMBULKAN MASALAH - Petugas menyiapkan dosis vaksin Covaxin di pusat vaksinasi New Delhi, beberapa waktu lalu. Penelitian di Lancet menyebutkan Covaxin vaksin pertama yang dikembangkan di India, “sangat manjur” dan tidak menimbulkan masalah keamanan.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Penelitian yang diterbitkan di Lancet, Kamis (11/11), menyebutkan Covaxin, vaksin Covid-19 pertama yang dikembangkan di India, "sangat manjur" dan tidak menimbulkan masalah keamanan.

Covaxin, yang dikembangkan Bharat Biotech, memperoleh persetujuan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minggu lalu, dan telah diizinkan untuk digunakan di 17 negara.

"Sangat cocok untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah karena persyaratan penyimpanan yang sangat mudah," kata WHO.

Sementara itu, beberapa vaksin lain yang disetujui harus disimpan pada suhu yang sangat rendah, yang menimbulkan masalah logistik dan biaya. "Covaxin sangat manjur terhadap penyakit Covid-19 bergejala yang dikonfirmasi laboratorium pada orang dewasa," kata laporan itu.

"Vaksin itu juga ditoleransi dengan baik tanpa masalah keamanan yang diangkat dalam analisis sementara ini," tambahnya.

Tingkat Kemanjuran

Menurut WHO, vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran 78 persen setelah dua dosis selama sebulan.Covaxintelah bergabung dengan vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer/BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Johnson&Johnson, Sinopharm, dan Sinovac, dalam daftar yang disetujui WHO.

"Peluncuran Covaxin dapat meningkatkan kapasitas produksi global yang terbatas, dan meningkatkan pasokan vaksin yang tidak mencukupi yang secara tidak proporsional memengaruhi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata peneliti Tiongkok, Li Jingxin Li dan Zhu Fengcai, yang tidak ambil bagian dalam studi itu.

Namun, mereka menyebutkan batasan tertentu untuk penelitian ini dengan mengatakan bahwa karena uji coba dilakukan hanya di India, ada kelompok studi yang kurang beragam secara etnis.

Studi juga dilakukan antara November 2020 dan Januari 2021, sebelum varian virus Delta yang lebih menular menyebar luas.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top