Hasil Investasi Dana Pensiun Melonjak

JAKARTA - Kinerja perusahaan dana pensiun pada 2017 menunjukkan pertumbuhan signifikan. Hal itu dipengaruhi oleh penempatan investasi pada portofolio yang memberi imbal hasil tetap yang lebih tinggi, seperti obligasi pemerintah dan reksa dana. Direktur Utama PT Taspen, Iqbal Latanro dalam pemaparan kinerja perusahaan di Jakarta, Senin (12/2) malam, mengatakan kendati besaran fee iuran peserta sudah meningkat dari 5 persen menjadi 6,7 persen, namun pembayaran klaim juga lebih besar tahun lalu. Jumlah premi atau iuran peserta pada 2017 tumbuh sebesar 4 persen menjadi 7,81 triliun rupiah, sedangkan pembayaran klaim tercatat sebesar 9,61 triliun rupiah atau meningkat 18 persen dibandingkan dengan 2016. Peningkatan klaim Program Jaminan Kecelakaan Kerja (PJKK) melonjak 242 persen karena jumlah peserta meningkat.

"Jaminan kematian Taspen meningkat sebesar 18 persen dan Tabungan Hari Tua meningkat sebesar 19 persen. Di sisi lain, tingginya tingkat kematian ASN aktif, berdampak pada meningkatnya jumlah klaim Jaminan Kematian hingga 18 persen di atas rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKA P)," jelasnya. Lebih lanjut, dikatakannya, Investasi Kolektif Efek Beragun Aset juga meningkat 19 persen, demikian juga dengan penempatan di deposito yang juga tumbuh sebesar 54 persen. Sementara saham, reksa dana, dan lain-lain tumbuh sebesar 18 persen.

Seiring dengan peningkatan pertumbuhan aset, hasil investasi yang dicapai pada tahun 2017 tercatat senilai 16,81 triliun rupiah, tumbuh 11 persen dibandingkan pada tahun 2016 yang hanya 15,21 triliun rupiah. Selain dari investasi di portofolio, kinerja perusahaan pengelola dana pensiun Aparatur Sipil Negara (ASN) itu, juga ditopang penempatan investasi melalui anak perusahaan. Pencapaian laba anak perusahaan yang melampaui target antara lain dari laba Bank Mantap yang melampaui 498 persen dari target, laba Taspen Property Indonesia yang melampaui 27 persen dari target, dan laba Taspen Life yang melampaui 5 persen dari target. bud/E-10