Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Seorang Aktris

A   A   A   Pengaturan Font

Peristiwa di awal tahun ini mestinya menjadi permenungan kita semua. Hanya segitu-kah para wanita "menghargai" kecantikan dan kemolekan tubuh mereka? Hidup yang glamor menuntut pengeluaran uang amat banyak. Gaya hidup seperti ini bukan tidak mungkin menjadi pemicu para wanita yang dianugerahi kecantikan dan keindahan tubuh oleh Tuhan itu telah menyalahgunakan anugerah tersebut dengan menjadi pekerja seks. Lihat saja gaya VA dengan Porsche Boxster-nya.

Mengapa para wanita itu tidak menghargai anugerah terindah yang diberikan Tuhan berupa tubuh indah dan wajah cantik? Mereka tidak menyadari bahwa tindakan mereka telah melukai Tuhan. Bahkan sebenarnya, dengan menjajakan tubuh, para pekerja seks tersebut telah merendahkan martabat sendiri. Harga mereka hanya lembaran-lembaran rupiah.

Harusnya dengan kemolekan dan keindahan wajah digunakan untuk memuji dan memuliakan Allah. Itu baru sebuah "balasan" yang pantas karena telah diberi kecantikan dan keindahan tubuh. Tapi, sayang, mereka memilih mengotori tubuh dengan menjual demi harga sebuah gaya hidup. Hanya segitu-kah harga para aktris dan model cantik lainnya?

Kasihan gara-gara memuja keglamoran mereka harus membiayai penampilan dengan tubuhnya. Maka, ke depan, perlu dibuat undang-undang (UU) yang dapat menjerat pekerja seks pesohor. Jangan hanya mucikari yang dihukum. UU harus mampu menjerat pengguna, penjaja, dan mucikari. Jangan seperti sekarang, penjaja dan pembelinya dilepas. Padahal mereka, terutama sang aktris, adalah figur terkenal yang seharusnya memberi teladan bersusila.

Memang sulit menyadarkan penjaja seks untuk kembali ke jalan yang benar, namun harus terus diupayakan. Orangtua aktris menjadi penanggung jawab utama, terutama saat menanamkan nilai-nilai pada waktu kecil. Keluarga yang mampu hidup dalam nilai-nilai luhur, rasanya tidak akan mudah melahirkan pekerja seks. Maka, ayah-ibu harus tahu tugasnya: menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang hidupnya juga tidak bermoral.

Komentar

Komentar
()

Top