Harga Obat Impor Mahal, Investor Diminta Bangun Pabrik di RI
Kepala BPOM Taruna Ikrar menilai, apabila ada investor asing yang mau berinvestasi dengan memproduksi obat di Indonesia dirinya optimistis harga obat bakal turun.
Foto: antaraJAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meminta investor asing menanamkan modalnya di Indonesia. Saat, Indonesia masih bergantung pada impor obat sehingga harganya mahal.
Kepala BPOM Taruna Ikrar menilai, apabila ada investor asing yang mau berinvestasi dengan memproduksi obat di Indonesia dirinya optimistis hargaobat bakal turun. "Kami membuka diri untuk perusahaan-perusahaan asing untuk berinvestasi membuat produksi obat di Indonesia. Karena kan BPOM menentukan good manufacturing-nya, jadi kita permudah termasuk sertifikat-sertifikatnya. Cara ini juga yang bisa menurunkan harga obat kita di Indonesia,” ujarnya kepada media di Jakarta, Jumat (24/1).
Taruna menuturkan, ketika investor berhasil membuka investasinya untuk memproduksi obat di Indonesia dalam jangka waktu lama, para investor bisa melakukan transfer teknologi dengan Indonesia sebagai bentuk timbal baliknya. Hal ini pun dinilai bisa membuat obat herbal di dalam negeri semakin banyak. Pada akhirnya, lanjutnya, Indonesia bisa mengurangi kebergantungan pada obat impor.
“Saya ingin suatu ketika bangsa kita bukan hanya mandiri pangan, tetapi juga mandiri di obat,” imbuh Taruna.
Taruna pun mendorong adanya pemain baru di bidang laboratorium uji klinis seperti PT Equilab Internasional. Sebab, perusahaan laboratorium ikut berperan dalam memastikan kebutuhan serta keamanan produk obat yang masuk ke Indonesia.
“Dengan adanya bantuan atau kerja sama dengan Equilab ini, bisa mendorong bagaimana membuat kemandirian obat nasional kita bisa tercapai,” katanya.
Produk Bermutu
Direktur Utama PT Equilab Internasional, Ronal Simanjutak, menyatakan pihaknya akan mendukung program BPOM untuk menghasilkan produk-produk yang bermutu.
“Indonesia seharusnya memang sudah naik kelas dalam hal mengujikan produk dengan jumlah yang lebih banyak, sehingga jumlah produk fitofarmaka di Indonesia akan semakin banyak, dan juga uji klinik, vaksin, dan juga produk terapeutik juga lebih banyak di Indonesia. Equilab di sini kami sebagai provider yang melakukan uji-uji tersebut,”pungkasnya.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Jangan Lupa Nonton, Film "Perayaan Mati Rasa" Kedepankan Pesan Tentang Cinta Keluarga
- 2 Trump Mulai Tangkapi Ratusan Imigran Ilegal
- 3 Menkes Tegaskan Masyarakat Non-peserta BPJS Kesehatan Tetap Bisa Ikut PKG
- 4 Ketua Majelis Rektor: Rencana Kampus Kelola Tambang Jangan Jadi Masalah Baru
- 5 Berpotensi Kembali Terkoreksi Jelang Akhir Pekan