Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Pangan l Pedagang Mengeluh Daya Beli Masyarakat Turun

Harga Daging Ayam Bakal Naik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pasar Murah yang digelar Pemprov DKI Jakarta tak mampu kendalikan harga daging ayam. Kini, harga daging ayam dan daging sapi kembali naik, meski sempat stabil.

JAKARTA -Komoditas pangan di sejumlah pasar di Ibu Kota Jakarta mulai merangkak naik terutama daging sapi dan daging ayam. Harga daging sapi semula 110.000 rupiah per kilogram (kg) tetapi Minggu, (3/6) mencapai 120.000 per kg. Sementara harga daging ayam pada posis 35.000 per kg.
Harga -harga tesebut ditemukan di di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Pasar Senen Jakarta Pusat dan Pasar Palmerah Jakarta Barat, Pasar Ciputat, Tangerang Selatan(Tangsel).

Semula harga daging ayam 27.000 hingga 29.000 rupiah per kg kini kini mencapai 35.000 per kg.

Harga trsebut, tidak berbeda dengan pekan lalu yang dijual dengan harga 30.000 rupiah per kg.

Pedagang ayam potong di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Arya memprediksi harga daging ayam semakin mendakati lebaran bakal naik terus. Sebab, trennya, kenaikan harga terjadi perlahan-lahan, setiap harinya naikny antar 500 rupiah per kg hingga 700 rupiah per kg. Seminggu yang lalu harganya masih 30.000, sekarang sudah seminggu di sini harga sampai 33.500.

Hal senada disampaikan oleh Adit, penjual daging sapi di Pasar Palmerah, Jakarta Barat. Kenaikan berlangsung selama sepekan dan akan terus merangkak naik ke angka 140.000 hingga lebaran.

Menurut Harmi, penjual daging ayam di Ciputat, Tangsel, sejak memasuki bulan puasa, harga ayam potong memang sudah naik, namun sempat turun harga, sebelum minggu ini kembali merangkak naik. Ayam potong yang biasanya hanya 30.000 rupiah per kg kini dijual seharga 37.000 rupiah, sedangkan ayam potong yang ukurannya lebih besar, yang biasanya ia jual seharga 35.000 rupiah per kg kini ia hargai 42.000 rupiah per kg . Ia pun mengaku banyak pembeli yang memprotes tingginya harga tersebut.

"Pembeli sudah pasti protes, hampir semuanya. Kalau harga tidak dinaikkan nanti tidak bisa jualan" ujar Harmi.

Ia menambahkan, akibat harga yang terus merangkak naik pun, pendapatannya otomatis berkurang. Hal ini lantaran beberapa pelanggannya mulai mengurangi porsi ayam potong yang dibeli. Kata Harmi, contohnya saja yang biasa membeli satu ekor, kini hanya membeli setengah ekor saja.

Harmi berharap mendekati lebaran kenaikan sembako, komoditi pertanian dan komoditi lainnya bisa diredam. Karena selain ia harus mengeluarkan tambahan modal, juga sangat memengaruhi daya beli konsumen.

Cabai dan Bawang

Sedangkan komoditas pangan lain seperti cabai dan bawang juga mengalami kenaikan 10 hingga 20 persen.

"Menuju lebaran ada kenaikan. Mulai 10 sampai 20 persen. Satu kilogram 28.000 rupiah, murah-murahnya 25.000 rupiah lah. Cabai rawit merah 20.000 sampai 25.000 rupiah. Kalau cabai keriting 17.000 rupiah sampai 18.000 rupiah," kata Ateng, pedagang cabai di Pasar Ciputat, Tangsel

Di pasar tradisional di Jakarta Barat misalnya. Pasaran cabe rawit hijau dan bawang putih di Pasar Grogol naik 5.000 rupiah per kg menjadi 40.000 rupiah per kg dan 30.000 rupiah per kg.

"Lagi-lagi cabe dan bawang putih naik. Khawatir yang lainnya ikut-ikutan naik, terlebih lebaran makin dekat. Sementara suami belum terima THR," keluh Pujiastuti, warga Grogol Petamburan saat belanja di Pasar Grogol.

Dia berharap pemerintah semakin gencar untuk mengendalikan kenaikan berbagai komoditi. Jika tidak, masyarakat khususnya warga miskin kian ngos-ngosan hidupnya.

Sementara itu, kebutuhan pokok lain seperti beras, telur, minyak goreng, tepung terigu dan gula masih stabil. Harga telur ayam saat ini 22.000 hingga 24.000 rupiah per kg. Untuk minyak goreng antara 11.000 rupiah sampai 13.000 rupiah per liter.

"Tentunya tidak perlu melakukan impor beras untuk memenuhi kebutuhan pangan 5,7 juta masyarakat setempat," katanya.

emh/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top