
Harga Cabai Melonjak Tajam, Solusi Cepat Pemerintah Mulai Diterapkan
Ilustrasi - Pedagang sayur mengambil cabai rawit saat melayani pembeli di Pasar Induk Rau, Serang, Banten.
Foto: ANTARA FOTO/Asep FathulrahmanJAKARTA – Kenaikan harga sejumlah bahan pangan selama Ramadan tentu saja sangat mengkhawatirkan. Sebab, lonjakan harga tersebut dapat menambah beban ekonomi masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah.
Karenanya, upaya yang cepat dan terukur sangat diperlukan, terlebih dari aparat pemerintah. Jika tak segera diatasi, dikhawatirkan lonjakan harga bisa berlangsung lama.
Pemerintah perlu bertindak cepat menstabilkan harga cabai yang belakangan mengalami fluktuasi di beberapa daerah, misalnya di Kabupaten Lombok Tengah dan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk mendukung upaya penstabilan itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkoordinasi secara simultan untuk mengadakan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) cabai.
"Bapanas bersama Dinas Pangan Provinsi dan Kabupaten/ Kota melaksanakan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM), serta mendorong Gerakan Jual Cabai Harga Petani yang digagas Kementerian Pertanian, agar turut merambah ke wilayah yang bukan sentra produksi cabai. Ini yang kita terus dorong untuk penstabilan cabai, terutama di Lombok Tengah dan Mataram," sebut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Sabtu (8/3/).
Berdasarkan data dari Panel Harga Pangan, per 7 Maret 2025, indeks harga cabai rawit merah telah berada 49,97 persen melebihi Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen. Rerata harga secara nasional untuk cabai rawit merah berada di harga 85.482 rupiah per kilogram (kg).
"Selain GPM, kita juga akan mengupayakan penstabilan cabai dengan program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP). Ini karena pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus hadir untuk masyarakat dapat membeli pangan pokok dengan harga baik. Jadi skema kerja sama antar daerah yang surplus dengan daerah yang sedang defisit bisa dengan FDP ini," sambungnya.
Seperti diketahui, sepanjang 2024, pemerintah bersama segenap stakeholder pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya total mencapai 750 ribu kg. Dari itu, FDP cabai total terlaksana sebanyak 250 ribu kg. Ini terdiri dari cabai merah besar 206,4 kg; cabai merah keriting 38,7 ribu kg; dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg.
Adapun sebagaimana yang tersampaikan dalam Rakor SPHP cabai, tengah pekan lalu,, penyebab terjadinya fluktuasi harga cabai dikarenakan ketersediaan yang terbatas di Lombok Tengah dan bukan termasuk daerah sentra produksi cabai. Pasokan pun didatangkan dari Lombok Timur dengan harga 180 ribu per kg.
Sementara produksi cabai turut mengalami depresiasi akibat faktor musim hujan, sehingga terpaksa ada libur petik. Terlebih tidak semua petani cabai yang memiliki fasilitas green house, sehingga berpengaruh pada tumbuh kembang tanaman cabai.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Andi Muhammad Idil Fitri menjelaskan kenaikan harga cabai di Lombok Tengah disebabkan oleh libur petik petani, yang berdampak pada pasokan di pasar.
Harga Stabil
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, untuk memastikan harga bahan pokok tetap stabil di tengah meningkatnya permintaan selama Ramadan.
Dalam inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta, Mentan menemukan harga sejumlah komoditas pangan relatif aman. Beberapa komoditas seperti cabai yang sebelumnya mengalami lonjakan harga kini mulai berangsur turun.
Mentan juga mengingatkan agar tidak ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan dengan menaikkan harga secara tidak wajar, terutama saat Ramadan. Menurutnya, stabilitas harga pangan sangat penting agar masyarakat dapat beribadah dengan tenang.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Cemari Lingkungan, Pengelola 7 TPA Open Dumping Bakal Dipidana
- 3 Penerbitan Surat Edaran THR Ditunda
- 4 Regulasi Jaminan Sosial Dirombak, Ini Aturan Baru dari Menaker
- 5 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
Berita Terkini
-
Stephen Curry Berhasil Masuk Daftar Pencetak 25.000 Poin
-
Dorong Transportasi Berkelanjutan, KAI Group Layani 78,5 Juta Penumpang di Dua Bulan Pertama 2025
-
Perdoski: Perhatikan Alas kaki yang Aman Dipakai saat Banjir
-
Target Kembali Menang di Bali Dipatok PSBS Biak
-
Satu Peta Hutan, Menjaga Ekonomi Sawit dan Melestarikan Hutan