Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Produksi Hortikultura - Di Kota Yogyakarta, Harga Cabai di Pasar Modern Capai Rp150.000 Per Kg

Harga Cabai Kian Mahal

Foto : istimewa

cabai

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Harga cabai di sejumlah daerah sampai saat ini masih tinggi dan bahkan menembus level 100 ribu rupiah per kilogram (kg). Pemerintah menilai lonjakan harga tersebut disebabkan kerusakan tanaman cabai di sejumlah sentra produksi di Tanah Air.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional pada awal pekan ketiga Maret mencapai harga paling tinggi sejak komoditas tersebut mengalami kenaikan harga yaitu menembus 120 ribu rupiah per kg.

Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Sri Riswanti, mengungkapkan hasil pantauan di delapan pasar tradisional menunjukkan harga jual cabai mencapai rekor baru yakni 120 ribu rupiah per kg. Sebelumnya, harga cabai rawit paling tinggi sekitar 100 ribu rupiah per kg.

Bahkan, lanjutnya, harga jual cabai rawit di pasar modern jauh lebih tinggi dibanding di pasar tradisional yaitu bisa mencapai 130-150 ribu rupiah per kg. Menurut dia, kenaikan harga cabai rawit yang sangat signifikan tersebut disebabkan berbagai aspek, di antaranya musim hujan yang menyebabkan produksi berkurang serta menurunnya tanaman cabai yang ditanam petani.

"Pada periode tanam kali ini, tidak banyak petani yang menanam cabai sehingga produksi berkurang, namun kami belum menghitung volume penurunan komoditas itu di pasar tradisional," katanya di Yogyakarta, Senin (15/3).

Di Kota Ambon, Maluku, harga cabai merah biasa yang ditawarkan para pedagang di pasar tradisional hingga kini masih di level tinggi, 100 ribu rupiah kg. Di pasar tradisional Mardika dan Batu Merah, Senin (15/3), para pedagang menawarkan harga cabai merah biasa cukup mahal yakni 100 ribu rupiah kg atau naik dari sebelumnya 80 ribu rupiah, sedangkan eceran 12 ribu rupiah/ cupa (ukuran satu kaleng susu kental manis cap nona) ataupun 5.000 rupiah / tumpuk kecil.

Kerusakan Panen

Merespons kenaikan harga cabai saat ini, pemerintah mengungkapkan kerusakan panen di sejumlah daerah memicu mahalnya harga cabai merah besar, cabai merah keriting, hingga cabai rawit merah. "Kalau kita lihat, cabai merah naiknya double digit, terutama cabai rawit merah pada bulan lalu," kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, kemarin.

Menurut Mendag, lonjakan harga pada cabai dipicu oleh kerusakan panen di beberapa wilayah penghasil cabai. Di Tuban, Kediri, Blitar, terjadi kerusakan panen kurang lebih 40 persen. Tapi, di Wajo, Sulawesi Selatan, kerusakan panen cabai terjadi hingga kurang lebih 70 persen.

"Karena itu, harga daripada cabai merah, cabai rawit merah, cabai merah keriting terjadi kenaikan harga yang stabil, tetapi tinggi," tukas Mendag.

Meski demikian, Mendag mengatakan sentra cabai di Jawa Timur seluas 9.400 hektare (ha) akan memasuki masa panen. Beberapa di antaranya yakni di Blitar dengan luas 2.800 ha, Kediri 1.800 ha, Malang 1.800 ha, Tuban 3.000 ha, Jawa Barat 2.000 ha, Pandeglang 500 ha, Garut 500 ha, dan Magelang 2.000 ha.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top