Halimah Yacob Bakal Jadi Presiden Singapura
Foto: istimewaSINGAPURA - Seorang perempuan Muslim etnis Melayu yang mengenakan hijab bernama Halimah Yacob akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada Rabu (13/9) esok sebagai satu-satunya kandidat Presiden Singapura.
"Halimah Yacob, seorang mantan juru bicara parlemen, akan secara resmi untuk dicalonkan menjabat posisi seremonial (Presiden Singapura) pada Rabu esok," demikian lapor media Singapura pada Senin (11/9). Prediksi media ini dipublikasikan setelah komisi pemilu menyatakan empat kandidat lainnya tak memenuhi kriteria yang persyaratkan untuk jadi kandidat presiden.
Namun kini etnik ini akan berbangga hati karena akan mengantarkan seorang perempuan pertama untuk jadi Presiden Singapura. Pengalaman Halimah sebagai juru bicara parlemen secara otomatis memenuhi segala kualifikasi yang dipersyaratkan untuk jadi Presiden Singapura. Berdasarkan dekrit yang berisi penggiliran jabatan presiden di negara mult i ku l tura l itu, kandidat presiden kali ini harus berasal etnis Melayu. Presiden Singapura yang berasal dari etnis Melayu sebelumnya dipegang oleh Yusof Ishak yang menjabat posisi ini antara 1965-1970.
Konflik Loyalitas
Pemimpin Singapura telah lama mengkhawatirkan risiko konflik loyalitas bagi etnis Melayu karena posisi Singapura yang bertetangga dengan Malaysia dan Indonesia yang memiliki populasi mayoritas Muslim. Padahal sepanjang waktu, Singapura amat menjunjung tinggi perdamaian dan kemakmuran yang dijadikan modal bagi kelanggengan keharmonisan multietnis.
"Jika kita menempatkan pejabat Melayu yang amat relijius dan memiliki ikatan batin dengan Malaysia, sama saja dengan dengan menempatkan sebuah senjata mesin. Ini amat sangat risiko," demikian perkataan mendiang mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew pada 1999.
Saat ini Singapura dipimpin oleh PM Lee Hsien Loong, anak dari Lee Kuan Yew. PM Loong mengatakan bahwa saat ini di Singapura perlu diciptakan kohesi sosial dengan membangun budaya meritokrasi dibandingkan harus menerapkan kebijakan diskriminasi secara positif dengan memberi peluang bagi kelompok minoritas Singapura yang berasal dari etnis Melayu dan India.
Walau telah lama digagas, dalam laporan pemerintah yang dipublikasikan pada 2013, warga etnis Melayu Singapura masih merasa disisihkan dan dibatasi untuk mendapatkan jabatan penting di institusi pemerintah seperti di Angkatan Bersenjata.
Sementara keberhasilan kebijakan ekonomi dan pendidikan Singapura, telah mendongkrak peningkatan kelompok menengah dari etnis Melayu. Namun sayangnya dari hasil sensus 2010, tercatat masih ada kesenjangan sosioekonomi terutama dalam hal pendapatan dan kepemilikan rumah. Rtr/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 2 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 3 Tak Tinggal Diam, Khofifah Canangkan Platform Digital untuk Selamatkan Pedagang Grosir dan Pasar Tradisional
- 4 PLN Rombak Susunan Komisaris dan Direksi, Darmawan Prasodjo Tetap Jabat Direktur Utama
- 5 Sosialisasi dan Edukasi yang Masif, Kunci Menjaring Kaum Marjinal Memiliki Jaminan Perlindungan Sosial
Berita Terkini
- Semen Padang FC Tahan Imbang Klub Malaysia Super League dengan Skor 2-2
- Kader Golkar DKI Diminta Bekerja Keras Menangkan Cagub Jakarta RIDO
- Menekraf Luncurkan Program Baru di Aceh
- Terus Bertambah, Polisi Tetapkan 22 Tersangka pada Kasus Judi Online yang Libatkan Oknum Komdigi
- Timnas MLBB Putri Raih Kemenangan Sempurna Pada Laga Perdana IESF 2024