Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tenaga Pendidik

Guru Penggerak Atasi Masalah Kekurangan Murid di SD Negeri

Foto : koran jakarta/Muhamad Ma’rup

Kepala SDN 26 Mataram yang juga ulusan Guru Penggerak angkatan ke-3, Gellis Deka Salaqi.

A   A   A   Pengaturan Font

MATARAM - Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghadirkan program Guru Penggerak untuk melahirkan para guru yang mampu memimpin transformasi pembelajaran, salah satunya dengan menjadi kepala sekolah. Saat ini, lulusan progran Guru Penggerak sudah ada yang menjabat kepala sekolah di sekolah-sekolah yang memiliki keunikan seperti kekurangan murid.

Hal tersebut dirasakan Kepala SDN 26 Mataram, Gellis Deka Salaqi. Lulusan Guru Penggerak angkatan ke-3 ini mengatakan ketika dia menjadi Kepala SDN 26 Mataram pada semester genap tahun ajaran 2022/2023, jumlah muridnya sedikit dan berkurang ketika tahun ajaran baru 2023/2024.

"Tahun ajaran sebelumnya ada 99 orang. Kini berkurang menjadi 81 orang," ujar Gellis, kepada Koran Jakarta, dalam rangkaian Press Tour Kemendikbudristek, di Mataram, Kamis (7/12).

Gellis mengatakan, tren siswa yang mendaftar di SDN 26 Mataram terus mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan beberapa hal, seperti program sekolah yang monoton, kebersihan, dan lokasi sekolah yang berdekatan dengan sekolah lain.

Dia menambahkan, kekurangan murid juga terjadi di beberapa sekolah negeri lain di Mataram. Menurutnya, ada kecenderungan orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke madrasah.

"Di Mataram ini kebanyakan orang tua menyekolahkan anaknya di madrasah. Sehingga di sekolah negeri hampir semua kekurangan murid," jelasnya.

Pola Madrasah

Gellis mengungkapkan, untuk mengatasi masalah tersebut, dia menginisiasi agar SDN 26 Mataram menerapkan konsep Sekolah Negeri Berpola Madrasah. Konsep tersebut diambil setelah melalui observasi serta diskusi dengan para guru di SDN 26 Mataram serta koordinasi Dinas Pendidikan.

"Kita mengambil pola sekolah negeri berpola madrasah. Alasannya membangkitkan minat orang tua agar mau menyekolahkan anaknya di sekolah kami," katanya.

Dia memastikan, konsep ini tidak masuk dalam kurikulum, tapi lebih pada program pendukung pembelajaran. Beberapa program di antaranya Salat Duha Bersama, Salat Zuhur Bersama, Literasi Alquran, dan menghapal 30 juz.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top