Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Guru Mengajar Harus Perhatikan Protokol Kesehatan

Foto : Istimewa

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat kunjungan sekaligus melihat langsung proses belajar daring di SMAN 11 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/7).

A   A   A   Pengaturan Font

SEMARANG - Para guru yang mengajar daring dari sekolah diminta untuk memperhatikan protokol kesehatan. Kepala sekolah dan guru diminta untuk menyiapkan Satgas Jogo Sekolah untuk mengawasi dan memantau kepatuhan protokol.

"Bapak-Ibu semuanya, kalau di dalam ruangan tolong jendelanya dibuka. Setelah satu jam bisa ke luar ruangan dulu. Kalau perlu pasang alat steril udara. Mejanya juga kalau bisa disorot atau dibersihkan sendiri-sendiri tiap hari," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat kunjungan sekaligus melihat langsung proses belajar daring di SMAN 11 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/7).

Untuk para guru seperti pemakaian masker saat di dalam ruangan juga dianjurkan dan mulai membiasakan diri tidak membuka masker saat berbicara dengan orang lain. Ia juga menyarankan agar petugas keamanan di gerbang juga melakukan pengecekan kepada setiap ada orang yang hendak masuk.

"Masker dan hand sanitizer ini kita sudah lumayan bagus. Tapi jaga jarak ini yang kita masih belum bagus, kadang masih ada yang saling berdekatan atau bahkan nempel saat kumpul. Kalau bicara juga tidak usah dekat-dekat, dari jauh saja, agak teriak tidak apa-apa. Apalagi Semarang ini covidnya masih naik-turun," kata dia mengenai kebiasaan baru yang harus dilakukan.

Selain itu, menurut siaran persnya, penerapan Satgas Jogo Sekolah, diharapkan ada di setiap sekolah untuk saling mengawasi dan memantau kepatuhan protokol. Ia juga meminta kepada sekolah untuk mulai persiapkan kesiapan sekolah untuk menghadapi kemungkinan jika sekolah harus masuk.

"Jogo Sekolah ini perlu untuk mengawasi. Mulai juga cek kesiapan sekolah apabila mungkin nanti entah kapan sekolah masuk. Siapkan kalau siswa masuk semua gimana, kalau sebagian gimana prosesnya. Lalu bagaimana ketika anak-anak di jalan atau di transportasi umum dan saat berkumpul dengan temannya. Ini harus diperhatikan betul," ujar dia.

Sementara terkait proses belajar daring di SMAN 11 Semarang, relatif tidak ada masalah. Beberapa kendala yang sempat muncul seperti kuota dan anak yang tidak memiliki fasilitas gawai sementara ini sudah teratasi.

Misalnya untuk kesulitan kuota, pihak sekolah memberikan bantuan berupa voucher internet senilai 50 ribu rupiah. Dari data sekolah ada sekitar 130 anak yang mendapat bantuan yang bersumber dari dana BOS dan BOP tersebut.

Untuk yang tidak memiliki gawai ada seorang siswa yang dipinjami smartphone milik kepala sekolah dan seorang siswa yang dipinjami laptop milik sekolah. Bantuan itu agar siswa dapat mengakses internet dan mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring.

Beberapa hari lalu, juga melihat proses KBM daring di SMAN 5 Semarang dan SMKN 7 Semarang. Di dua sekolah itu juga ada pemberian bantuan untuk kuota internet yang bersumber dari BOS dan BOP. Bahkan di SMAN 5 Semarang, siswa yang tidak memiliki smartphone juga dipinjami laptop milik sekolah.

"Sekolah kan punya laptop untuk laboratorium TI, itu saja digunakan atau dipinjamkan dulu kepada anak yang tidak memiliki HP," kata dia. mar/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top