Guru Besar Emeritus STF Driyarkara, Prof Dr Franz Magnis-Suseno, SJ : Konyol, RUU yang Bisa Mendorong Rakyat Kembali Meributkan Pancasila
Bangsa ini tengah menghadapi banyak beban, utamanya pandemi Covid-19 dengan segala turunannya, seperti membuat orang di-PHK, ekonomi mandek, dan rakyat makin jatuh miskin. Namun, di tengah situasi seperti itu, sekarang masyarakat dibuat bingung oleh DPR. Rakyat sudah tenang, damai, dan penuh persaudaraan, tiba-tiba dibuat RESAH karena "wakil rakyat" (atas usul Badan Legislasi DPR) tanpa angin dan sebab, memunculkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Apa yang dicari DPR? Apa urgensinya membahas RUU-HIP. Mereka ngonggreh-onggreh Pancasila yang tidak bermasalah dan telah diterima seluruh rakyat, lembaga, dan agama-agama. Semua sudah berjalan baik.
Apa tujuan mereka? Kok membahasnya di saat negara dipusingkan mengatasi pandemi virus korona (Covid-19)? Apa mereka sengaja memanfaatkan situasi genting ini agar tak mencolok atau menyedot perhatian rakyat? Langkah DPR malah bisa membuat kisruh lagi. Dan benar saja, protes di mana-mana atas pembahasan RUU-HIP. Untuk mengetahui masalah tersebut dan berbagai persoalan bangsa lainnya, wartawan Koran Jakarta, Aloysius Widiyatmaka, mewawancarai Guru Besar Emeritus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (STF) Jakarta, Prof Dr Franz Magnis-Suseno, SJ. Berikut petikannya.
Bagaimana pandangan Romo secara sekilas tentang kondisi bangsa secara (1) sosial, (2) budaya, dan (3) politik sekarang ini?
Andai kata tidak ada ancaman Covid-19, keadaan bangsa pada garis besarnya normal. Dengan Covid-19, situasi akan tergantung pada apakah pemerintah berhasil mencegah peluasan kemiskinan, bahkan ancaman kelaparan. Kalau kita ke luar dari pandemi ini dengan tidak terlalu buruk, masyarakat akan makin mantap.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya