Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gunakan Frekuensi Terahertz

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam laporannya, Samsung memperkirakan, standardisasi teknologi generasi keenam (6G) dapat terjadi pada awal 2028, dengan komersialisasi massal berlangsung kira-kira 2030. Hal ini mengacu pada pengalaman teknologi sebelumnya: 2G, 3G, 4G, dan juga 5G yang prosesnya memakan lebih kurang satu dekade.

The3rd Generation Partnership Project(3GPP) sebagai kelompok standar yang mengembangkan protokol untuk telekomunikasi seluler, biasanya menggulirkan standar baru setiap 10 tahun kemunculan teknologi. "Dengan asumsi tidak ada hambatan besar dalam komite, prediksi Samsung tampaknya tepat," kata analis utama Tirias Research, sebuah firma riset dan penasihat teknologi tinggi di San Jose California Kevin Krewell kepada TechNewsWorld.

Krewell melihat, teknologi 6G akan mengambil lompatan kinerja besar-besaran di atas jaringan 5G yang saat ini masih dalam tahap uji coba (trial). Kecepatan data puncak untuk 6G akan menjadi 1.000 gigabit per detik (Gbps), atau sekitar 50 kali lipat dari 5G.

Sementara itu, latensi atau jeda waktu sebesar 100 mikrodetik (µs), atau sepersepuluh latensi dari 5G. "Tujuan 6G untuk membawa 5G ke tingkat berikutnya pada bandwidth dan latensi," kata Krewell.

Sedangkan tujuan keseluruhan 6G adalah membuat konektivitas lebih dapat diandalkan dan kuat daripada 5G. Dengan begitu, memungkinkan lebih banyak layanan yang terhubung seperti drone terhubung dengan radio dan kacamata augmented reality real-time.

Bagi pendiri dan analis utama di J Gold Associates sebuah perusahaan TI di Northborough, Mass, keandalan akan menjadi masalah sensitif jika 6G digunakan untuk mengendalikan kendaraan otonom. "6G perlu diperluas pada keandalan karena jika Anda menggunakan hal-hal seperti kendaraan otonom, Anda tidak boleh kehilangan sinyal yang dapat menyebabkan kecelakaan," tambah Krewel.

Dalam laporannya, Samsung menyatakan bahwa 6G akan digunakan untuk layanan canggih. Di antaranya, realitas luas yang mendalam, hologram seluler berkualitas tinggi, dan penggunaan "kembar" digital (digital twins) di dunia maya, bukan sekadar kendaraan otonom.

Bagi seorang analis penelitian senior untuk mobilitas di IDC, di Framingham, Mass, Jason Leigh, terlalu dini memprediksi kasus penggunaan untuk 6G saat ini. Ia mengandaikan, pada 2010, misalnya, orang-orang belum tahu realitas tertambah (augmented reality/AR) dan realitas maya (virtual reality/VR), kendaraan otonom, dan pesawat nirawak yang akan menjadi pengguna teknologi 5G.

"Sangat sulit untuk membuat konsep tentang kasus penggunaan untuk 6G ketika kami masih mencoba untuk mencari tahu kasus penggunaan untuk 5G," ujar Leigh. Namun demikian, lanjut Leigh, jika 6G memenuhi spesifikasi kecepatan dan latensi, maka dapat digunakan dalam berbagai cara. Di antaranya, pendidikan lanjutan, pelatihan dan proses sertifikasi di berbagai industri. Sebab dapat mendukung pengoperasian layanan kesehatan jarak jauh (telemedicine) yang sulit didapat bagi masyarakat desa.

"Selain untuk sektor industri, kemungkinan juga akan ada banyak aplikasi militer, mulai dari komunikasi canggih hingga analisis medan perang waktu-nyata," ujar dia. Leigh menilai karena 6G akan beroperasi dalam bandwidth dengan satuan terahertz (Thz). Maka, sepertinya akan menghadapi masalah yang sama dengan saat ini menghadapi teknologi gelombang 5G.

"Untuk mengatasi karakteristik perambatan yang sulit dari pita terahertz mungkin wajar untuk meningkatkan teknologi Multi Input Multi Output (MIMO) masif guna mendukung gelombang milimeter pada 5G," jelasnya.

Tantangan gelombang milimeter hanya dapat melakukan perjalanan tiga blok dan mereka tidak menembus pintu dengan sangat baik. Ketika naik ke tingkat terahertz itu, masalah perambatan akan naik berlipat ganda.

Ia memperkirakan pada tahap awal, operator jaringan nirkabel kemungkinan akan mengadopsi strategi sama yang digunakan ketika melakukan transisi ke 5G, saat memperkenalkan 6G di masa depan. hay/G-1*

Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top