
Gubernur Bali Ingin Keluarga Miliki 4 Anak agar Nama Nyoman dan Ketut Tidak Punah
Foto: Antaranews Bali/RhismaDENPASAR - Politisi asal Bali mengimbau keluarga di Pulau Dewata itu memiliki anak lagi agar nama Nyoman dan Ketut tetap terjaga.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan program KB Indonesia yang mendorong pasangan suami istri untuk memiliki dua anak tidak sejalan dengan adat dan tradisi masyarakat Bali. Ini termasuk menamai anak-anak sesuai dengan urutan kelahiran mereka.
"Cek pendaftaran siswa baru di SD... Nyoman ada berapa, Ketut ada berapa? Yang pasti, sangat jarang. Kalau setiap orang punya dua anak, berarti 'Nyoman' dan 'Ketut' bisa punah. Kami akan kehilangan aspek tradisi kami ini," kata Gubernur Koster.
Dalam tradisi Bali, keluarga menamai anaknya sesuai dengan urutan kelahirannya. Ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Anak sulung diberi nama Gede, Putu atau Wayan, sedangkan anak kedua disebut Made atau Kadek. Yang ketiga bernama Nyoman atau Komang, sedangkan yang keempat bernama Ketut.
Urutan tersebut berulang untuk anak-anak berikutnya yang lahir, tetapi dengan akhiran "Balik" ditambahkan ke nama mereka. Misalnya, nama anak kelima adalah Wayan Balik.
Gubernur Koster mengatakan orang tua Bali tidak perlu khawatir tentang biaya memiliki anak lagi, meyakinkan mereka bahwa pemerintah akan membantu keluarga untuk membiayai beban keuangan membesarkan keluarga besar.
"Memiliki lebih banyak anak tidak akan membawa keluarga ke dalam kemiskinan. Kami masih akan membantu mereka membayar kebutuhan sekolah, kesehatan, dan perumahan mereka. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," tutur dia. ST/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis: Ilham Sudrajat
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 4 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
- 5 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB