Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 26 Okt 2024, 06:25 WIB

Gua Nek Takon, Tempat Tinggal Nenek Moyang Masyarakat Sukadana

Foto: Istimewa

Di Jalan Sungging, Dusun Senebing, Desa Harapan Mulia, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, terdapat sebuah gua bersejarah dengan nama Gua Nek Takon. Tempat ini menjadi destinasi wisata dengan menawarkan perpaduan sejarah asal-usul, keindahan alam, dan kekayaan budaya.

Situs Gua Nek Takon berada di barisan kaki bukit yang dahulunya disebut dengan barisan Bukit Laut. Sekarang disebut berdasarkan penamaan lokal yaitu Gunung Senebing. Jarak gua dengan Jalan Sungging lebih kurang 300 meter.

Gua Nek Takon memiliki nilai penting bagi masyarakat Kecamatan Sukadana yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Kayong Utara. Diakui oleh masyarakat tempat tersebut, situs ini merupakan bekas hunian, sekaligus cikal bakal dari nenek moyang mereka.

Berdasarkan penuturan lisan, Nek Takon dipercaya sebagai salah satu nenek moyang dari masyarakat Sukadana di masa lampau. Nek Takon terdiri dari 7 beradik, yaitu dia (Nek Takon), Tok Bubut, Nek Sedah, Nek Tanggi, Nek Letong/Utong, Nek Doyan, dan satu orang lagi tidak diketahui keberadaannya.

Keluarga Nek Takon tersebut tidak menetap secara bersamaan. Hanya Nek Takon saja yang tinggal di Senebing, Desa Harapan Mulia, Sukadana, tempat gua itu berada. Dalam penuturan lisan, hanya ia yang menetap dalam gua yang sekarang diberi nama menurut namanya.

Tok Bubut menetap di Tok Bubut Desa Sungai Mata Mata, Kecamatan Simpang Hilir. Nek Sedah dan Nek Tanggi menetap di Sedahan Jaya sekarang, Kecamatan Sukadana. Mereka berdua menetap di gua di Gunung Sedahan

Berdasarkan penuturan, Nek Takon adalah pribadi yang murah hati. Ia suka menolong masyarakat, dengan meminjamkan barang pecah belah untuk digunakan dalam hajatan, contohnya piring dan mangkok saat masyarakat memiliki hajatan masa itu.

Menurut kanal Kayong TV, jika diperhatikan dengan seksama, Gua Nek Takon yang dimaksud hanya semacam ceruk dengan lebar lebih kurang 1 meter. Kedalaman ceruk ini mencapai 12 meter. Yang menarik sebenarnya bukan gua ini, tapi lingkungan di sekitarnya.

Di luar gua tersebut terdapat semacam struktur alam yang diduga bekas peradaban manusia purba yang pernah bertempat tinggal disini. Sekitar 20 meter dari Gua Nek Takon, ke arah atas, terdapat semacam struktur alam berbentuk batu yang menyerupai hunian yang aman dari hujan dan panas.

Pada titik itu terdapat 2 lubang yang menyerupai gua. Struktur yang membentuk lubang ini dengan ukuran batu sangat besar. Di antara batu besar tersebut, ada batu dengan lebar sekitar 12 meter dan tinggi 6,50 meter.

Di atas batu besar tersebut, bertengger batu lempeng besar sehingga membentuk ruang yang unik. Ruang ini terdiri dari 2 bagian. Ruang pertama atau ruang muka, lebar bagian depan 5 meter dan lebar belakang 3 meter, dengan tinggi bagian depan 4,10 meter.

Ruang bagian kedua, dengan arah agak menanjak, lebar ruang 3 meter dan panjang 5 meter, mirip terowongan yang saling terhubung. Pada bagian bawah, terdapat 1 ruang dengan ukuran agak kecil dengan lebar sekitar 1 meter dan panjang 4 meter.

Di depan ruang ini dijumpai semacam pelataran batu, dengan ukuran panjang 4,70 meter dan lebar 7,60 meter. Pelataran itu menghadap ke arah timur, dengan pemandangan alam yang indah. Dimungkinkan bahwa ini tempat mereka berkumpul.

Di struktur alam tersebut, ada semacam pahatan-pahatan berbentuk bulat pada dinding batu. Pahatan tersebut sepertinya sengaja dibuat. Kemudian, pada bagian tertentu ada semacam upaya untuk meratakan batu tersebut untuk dibentuk sedemikian rupa.

Ada yang menyerupai tempat tidur atau tempat berteduh dari hujan maupun panas. Jika dilihat dari tata letaknya, yang berada di bukit dan gua batu, kehidupan semacam ini identik dengan gaya hidup manusia purba di masa lampau. Apalagi gua ni dekat dengan mata air.

Menariknya, situs tersebut tidak jauh dari Gua Batu Cap di Sedahan Jaya, berada di kecamatan yang sama, Sukadana. Di situs Gua Batu Cap bahkan terdapat semacam inskripsi menyerupai huruf paku berwarna merah yang belum dapat dibaca oleh para ahli. Dari temuan tersebut, kemungkinan Gua Nek Takon dan Gua Batu Cap berada dalam satu zaman. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.