
Google Hapus Janji Tak Menggunakan “AI” Sebagai Senjata
Logo Google terpampang di luar gedung kantor Google di Beijing, Tiongkok, pada Selasa (4/2). Pada Selasa Google dilaporkan telah menghapus janji untuk tidak menggunakan teknologi tersebut untuk senjata atau pengawasan.
Foto: AFP/GREG BAKERSAN FRANSISCO - Google pada Selasa (4/2) memperbarui prinsipnya dalam hal kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dengan menghapus janji untuk tidak menggunakan teknologi tersebut untuk senjata atau pengawasan.
Prinsip AI yang direvisi diposting hanya beberapa pekan setelah kepala eksekutif Google, Sundar Pichai, dan raksasa teknologi lainnya menghadiri pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Ketika ditanya oleh AFP tentang perubahan tersebut, juru bicara Google merujuk pada postingan blog yang menguraikan prinsip-prinsip AI perusahaan yang tidak menyebutkan janji-janji yang pertama kali diuraikan Pichai pada tahun 2018.
"Kami percaya demokrasi harus memimpin dalam pengembangan AI, dipandu oleh nilai-nilai inti seperti kebebasan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia," demikian bunyi postingan blog prinsip-prinsip AI yang diperbarui oleh kepala Google DeepMind, Demis Hassabis, dan wakil presiden senior laboratorium penelitian, James Manyika.
Prinsip ini bertolak belakang dengan apa yang diutarakan Pichai sebelumnya yang menyatakan bahwa perusahaan tidak akan merancang atau menggunakan teknologi untuk senjata yang dirancang untuk melukai orang atau yang mengumpulkan atau menggunakan informasi untuk pengawasan yang melanggar norma-norma yang diterima secara internasional.
Prinsip AI asli Google diterbitkan setelah reaksi keras karyawan terhadap keterlibatannya dalam proyek penelitian Pentagon yang berupaya menggunakan AI untuk meningkatkan kemampuan sistem persenjataan dalam mengidentifikasi target dimana Google kemudian mengakhiri keterlibatannya dalam proyek tersebut. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 5 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
Berita Terkini
-
Tiongkok Pertanyakan Alasan Sejumlah Negara Tutup Akses ke DeepSeek
-
BLACKPINK Kasih Bocoran Bakal Tur Dunia Lagi Tahun Ini
-
Ormas Kerap Bikin Investor Tak Nyaman, Aparat Tak Boleh Lemah
-
Kontroversi Elpiji 3 Kg, Wakil Ketua MPR Usul Subsidi Barang Dialihkan Jadi Subsidi Langsung
-
Anggota DPR Tegaskan Tak Boleh Ada Penimbunan Gas Elpiji 3 Kg