Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

GIF Luncurkan Program Pemberdayaan untuk Dukung Inovasi Lokal

Foto : istimewa

Talkshow Selayang Pandang #LokalBerdaya Bersama Butet Manurung, aktivis sosial dan antropolog, penggagas Sokola Rimba; Ranitya Nurlita, Perwakilan Konsorsium Bali Sukla, Changemakers CCE 2.0.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi penggerak dampak yang didirikan oleh Grup GoTo, meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 dengan tema #LokalBerdaya. Melalui program ketiga ini GIF akan berinovasi bersama para pembuat perubahan (changemakers) dan komunitas lokal untuk memberdayakan masyarakat di Belitung, Lombok Tengah, Magelang, dan Malang.

"Mereka diharapkan dapat terus bertumbuh, dan mampu menyelesaikan masalah sosial, lingkungan, dan ekonomi secara mandiri," kata Chairperson GoTo Impact Monica Oudang, dalam webinar Kamis (21/3).

Setelah tiga tahun bergerak bersama 80changemakersdan 50 mitra, CCE telah menghasilkan 18 inovasi di Bandar Lampung, Semarang, Makassar, Bali, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Dari perjalanan ini, GIF mengidentifikasi tiga pembelajaran penting.

"Tiga pembelajaran penting itu adalah permasalahan kompleks tidak bisa diselesaikan oleh satu organisasi saja, tidak bisa dituntaskan dengan pendekatan yang bersifat general tanpa penyesuaian dengan konteks lokal, dan tidak cukup jika hanya menyasar satu sector," kata Monica.

CCE terus berevolusi dan membuat terobosan baru, yaitu untuk berkreasi bersama pihak multisektor, menyusun solusi sesuai konteks lokal, dan menciptakan dampak multidimensi yang berkelanjutan di Indonesia. GIF menginisiasi keberadaan CCE dengan tujuan sebagai katalis untuk mengakselerasi dampak yang berkelanjutan dalam skala yang lebih besar di Indonesia.

"Melalui CCE, kami terus menyempurnakan pendekatan innovation ecosystem, sebuah upaya yang menjunjung gotong royong guna mendorong lahirnya inovasi. Ini lebih dari sekadar kolaborasi, namun juga menggabungkan kekuatan untuk berkreasi bersama," ungkapnya.

Ia menegaskan, kesuksesan bagi program tersebut bukan hanya diukur dari kemampuan kolektif, atau banyaknya inovasi yang dihasilkan, melainkan ketika masyarakat lokal bisa berdaya dan mampu untuk melakukan perubahan. Untuk itu, lewat CCE 3.0, GIF berusaha membangun sistem melalui perubahan pola pikir dan perilaku, memecahkan masalah secara holistik, dan memastikan adanya manfaat ekonomi bagi setiap pihak yang terlibat, termasuk masyarakat lokal.

Tahun ini, CCE berkolaborasi dengan Bappenas RI dan Kemenparekraf RI yang telah terlibat sejak CCE gelombang pertama dan kedua. CCE memfokuskan pemilihan empat lokasi berdasarkan prioritas pemerintah, urgensi permasalahan, hingga ketersediaan infrastruktur danchangemakers.

Di Belitung, Bangka Belitung program dilakukan dengan melakukan transisi dari sumber mata pencaharian yang bersifat eksploitatif ke sumber penghasilan yang berkelanjutan. Hal ini diharapkan bisa membantu dalam mewujudkan ketahanan pangan berkualitas.

Sedangkan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat CEE menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM untuk mendorong pemerataan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Di Magelang, Jawa Tengah program bertugas memeratakan ekonomi yang dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem.

"Di Malang, Jawa Timur kami melakukan optimalisasi rantai pasok antar sektor agar bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi sekaligus beradaptasi terhadap perubahan iklim," terang Monica.

Hadir pada kegiatan peluncuran CCE 3.0 secara daring Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Pada kesempatan tesebut ia mengatakan masyarakat setempat berada di garis depan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan wisata.

"Kami sangat berharap bahwa solusi yang dihadirkan para changemakers bisa benar-benar membangun kemandirian masyarakat sehingga masyarakat bukan hanya berperan sebagai penerima manfaat, tapi sebagai salah satu aktor utama yang dapat mendorong pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan," paparnya.

Staf Ahli Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan selaku Kepala Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), Kementerian PPN/ Bappenas RI, Pungkas Bahjuri Ali, dalam sambutannya menyatakan, pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi multisektor merupakan hal penting untuk memecahkan permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan.

"Kehadiran parachangemakersdiharapkan bisa menghadirkan berbagai inovasi yang diterapkan langsung di lapangan untuk mengatasi berbagai permasalahan kompleks, serta berkontribusi terhadap capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030," ucapnya.

Sementara itu Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi Gita Syahrani yang hadir pada konferensi pers menyampaikan dukungannya pada CCE 3.0. Agar memberi solusi berdampak, maka program ini perlu proses perumusan yang baik.

"Titik awal proses ini dimulai dari mendengarkan dan berempati pada kegelisahan dan mimpi para aktor kunci agar bisa memetakan masalah, peluang, dan tujuan bersama. Pelibatan berbagai pihak lintas keahlian dan latar belakang baik pemerintah, pelaku usaha dan mitra pembangunan untuk bergotong royong mencapai tujuan bersama jadi langkah kunci berikutnya agar solusi yang ditawarkan tepat sasaran dan bisa diterapkan secara berkelanjutan," katanya.

Pembelajaran dari CCE sebelumnya pun turut dipertegas oleh Ranitya Nurlita, Perwakilan Konsorsium Bali Sukla, Changemakers CCE 2.0. Ia mengatakan beberapastartupdan organisasi nirlaba bergabung dalam satu konsorsium, menyatukan sumber daya, dan menggandeng pemangku kepentingan lain untuk menyelesaikan masalah sampah di Besakih.

"Sebelum mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah, kami dibantu untuk menyusun strategi solusi di CCLab, sehingga kami bisa menggabungkan pengelolaan sampah secara konvensional dan nonkonvensional dalam bentuk integrasi data terkini, pendekatan masyarakat melalui edukasi, serta teknologi yang disesuaikan dengan budaya local," tuturnya.

Monica menambahkan, melalui rangkaian kegiatan CCE 3.0, GIF memperluas jaringan, mulai dari memperluas keberagamanchangemakers,sampai melibatkan individu, seperti mahasiswa dan aktivis. Cara ini diharapkan ikut memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, lingkungan di Indonesia.

"Kami mengajak startup, wirausaha, organisasi nirlaba, dan akademisi, bukan hanya untuk memberi dampak, namun untuk tumbuh bersama. Kita mungkin bagian dari masalah, tapi kita juga bisa jadi bagian dari solusi, mari bergerak, berdampak, bersama," pungkasnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top