Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keamanan Wilayah

Geng Bersenjata Filipina Culik 2 WNI

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

KINABALU - Kelompok bersenjata asal Filipina menculik dua warga negara Indonesia (WNI) saat berada di Pulau Gaya, perairan Semporna, Sabah, Malaysia.

Geng itu kemudian menuntut uang tebusan sebanyak empat juta ringgit Malaysia atau sekitar 14,3 miliar rupiah. Hal itu diungkapkan Komisaris Polisi Sabah, Omar Mammah, seperti dikutip Straits Times, Selasa (25/9).

Omar menjelaskan bahwa kelompok penculik itu menghubungi salah satu keluarga korban pada 18 September lalu, sekitar pukul 10.24. Melalui hubungan telepon itu, mereka menjelaskan tentang permintaan uang tebusan.

"Istri dari salah satu korban yang berada di Sulawesi menerima telepon dari Filipina. Mereka meminta uang tebusan tanpa batas waktu yang ditetapkan," kata Omar. Belum ada keputusan diambil pihak pemerintah maupun keluarga sampai saat ini.

Rencananya, akan dilakukan beberapa pembahasan dan juga peningkatan keamanan di wilayah yang rentan terjadi penculikan nelayan.

"Negosiasi akan dilakukan antara beberapa pihak termasuk keluarga korban. Kami juga akan mengintensifkan upaya keamanan dari bagian utara Kudat sampai ke selatan Tawau.

Sejauh ini, para penculik belum mengeluarkan ancaman," jelasnya. Sementara itu, pemerintah Indonesia berharap aparat Kepolisian Sabah bisa membantu membebeaskan dua WNI yang disandera kelompok bersenjata Filipina.

"Semoga Kepolisian Sabah tidak hanya bisa meneruskan informasi permintaan tebusan dari penyandera, tapi juga bisa membebaskan dua nelayan WNI yang diculik dari perairan mereka,"

kata Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, Sejauh ini, Konsul Jenderal RI di Kinabalu dan Tawau telah meminta para nelayan Indonesia untuk sementara waktu tidak melaut dulu di wilayah perairan Malaysia.

Kapal Karet

Omar mengatakan bahwa polisi memiliki beberapa informasi yang bisa diandalkan dari beberapa nelayan yang melihat perahu karet yang diyakini sebagai milik para penyandera yang masih buron.

Perahu karet adalah perahu kecil dengan motor yang diubah atau digunakan ulang atau mesin mobil yang jauh lebih murah daripada motor perahu tempel.

Perahu-perahu tersebut populer di laut antara Sabah dan Filipina selatan dan biasanya digunakan oleh nelayan skala kecil dan orang-orang yang mencurigakan. Perahu-perahu itu telah dilarang beberapa tahun yang lalu menyusul serangkaian kejahatan lintas batas di pantai timur Sabah, khususnya penculikan.

Wilayah Itu merupakan bagian dari perbatasan maritim dengan Filipina hanya satu jam perjalanan dengan perahu dari daratan.

Diberitakan sebelumnya, dua nelayan Indonesia diculik oleh kelompok bersenjata pada 11 September di Pulau Gaya, perairan Semporna, Sabah, Malaysia.

Menyusul penculikan itu, Konsul Jenderal RI di Kinabalu dan Tawau meminta para nelayan Indonesia untuk sementara waktu tidak melaut dulu di wilayah perairan Malaysia. AFP/Ant/gma/AR-2

Penulis : AFP, Antara

Komentar

Komentar
()

Top