Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Generasi Milenial Konsumen Terbesar Layanan Pinjol

Foto : ISTIMEWA

pinjol

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Platform pinjaman daring yang umum disebut "pinjol" saat ini menjadi salah satu solusi bagi mereka yang ingin mendapatkan pinjaman uang atau untuk pembelian tertentu. Umumnya pengguna layanan adalah generasi milenial, yang lebih melek teknologi digital dibandingkan generasi sebelumnya.

Berdasarkan pengguna platform pinjaman daring Kredivo misalnya, konsumennya berumur antara 20-29 tahun. Sebesar 14 persen berpenghasilan di bawah 5 juta, 48 persen 5-10 juta, dan 38 persen di atas 10 juta.

General Manager Kredivo Lily Suriani menjelaskan, mereka ini meminjam bukan tidak punya uang untuk membeli. "Tapi lebih menunda pembayar supaya bisa membeli produk bisa membantu produktivitas terlebih dahulu," ujar dia dalam webinar Selasa (10/8).

Untuk lebih memaksimalkan jumlah konsumen Kredivo, perusahaan ini terus melakukan literasi keuangan digital, salah satunya dengan program Generasi Djempolan. Hingga kini, sudah empat kota yang disambangi dalam program literasi keuangan digital tersebut, seperti Makassar, Manado, Pontianak dan Batam. "Ke depannya, kami berharap bisa menjangkau banyak generasi muda di kota lain," sebut Lily.

Khusus di kota Batam pengguna layanan Kredivo meningkat hingga 90 persen pada 2020, dibandingkan dengan 2019. Selain itu, usia pengguna mayoritas juga didominasi oleh kelompok umur milenial produktif, yaitu kelompok umur 20 - 29 tahun.

Sementara itu, Kepala Bagian Group Inovasi Keuangan Digital (GIKD) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bagus Kurniawan mengatakan, meski telah banyak platform pinjaman daring menawarkan layanan namun tingkat literasi keuangan di Indonesia masih kurang maksimal. Survei OJK pada 2019 menyebutkan, tingkat literasi keuangan baru mencapai 38 persen dengan tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 76 persen.

Angka inklusi itu, masih kalah jauh dibanding negara-negara tetangga di kawasan ASEAN, seperti Singapura yang mencapai 98 persen dan Malaysia 85 persen. "Masih banyak segmen konsumen yang belum mendapat layanan keuangan dengan optimal. Dengan adanya layanan dari platform keuangan digital kami berharap dapat membantu pemulihan perekonomian nasional," tuturnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top