Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam - Gempa Disebabkan Aktivitas Sesar Lokal di Sekitar Gunung Rinjani

Gempa di Lombok Utara, Dua Wisatawan Meninggal

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Akibat gempa melanda di objek wisata Air Terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, dua wisatawan meninggal.

MATARAM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengevakuasi 15 wisatawan dari sekitar 40 orang di lokasi wisata Air Terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara pascagempa 5,4 SR yang mengguncang daerah itu, Minggu (17/3). Sebanyak dua wisatawan meninggal yaitu Tai Sieu Kim (56 tahun) asal Malaysia dan Tomi (14 tahun) warga Desa Senaru.

"Dari informasi yang kami terima baru bisa dievakuasi beberapa orang, dua orang meninggal dunia, dan sejumlah lainnya luka-luka. Saat ini sebanyak 13 orang dirawat di Puskesmas Bayan," kata Kepala BPBD NTB, Muhammad Rum, di Mataram, Minggu (17/3).

Sebanyak 13 korban yang dilarikan ke Puskesmas Bayan, Lombok Utara, Minggu malam. Mereka adalah Gurut Antariksa (17) jenis kelamin pria; Tan Cing Chuan (62), pria; Lim Sai Wah (56), pria; Pam Kiam Foo (56), perempuan; Ong Lee Jye (56), perempuan; Wong Siew Lin (56), perempuan; How Geok Lan (56), perempuan; Shen Pek Chan (56), perempuan; Phua Poh Cuat (56), perempuan; Lee Chai Bang (57), pria; Lim Ching Kau (62), pria; Phan Tin Fan (56), pria; dan Taw Siewkim (56), perempuan.

Tertimpa Longsor

Para wisatawan ini, tambah Muhammad Rum, tertimpa tanah longsor akibat adanya gempa di kawasan Air Terjun Tiu Kelep, Kabupaten Lombok Utara yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani tersebut. Korban dominan berasal dari wisatawan Malaysia dan domestik.

Menurut Muhammad Rum, saat ini BPBD Kabupaten Lombok Utara dan Dinas Kesehatan Lombok Utara sudah mengirimkan empat ambulance ke lokasi kejadian. Sebelumnya, NTB diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 5,4 SR, Minggu (17/3) pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita, namun tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menunjukkan pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,30 lintang selatan dan 116,60 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer (km). Pusat gempa berada di laut pada jarak 24 km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 km timur laut Kota Mataram.

Warga Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, memerlukan alat dongkrak untuk mengangkat batu yang menimpa tubuh seorang wisatawan yang meninggal karena terjebak di Air Terjun Tiu Kelep pascagempa tektonik. "Satu lagi korban belum bisa dievakuasi, butuh dongrak batu," kata relawan Gerakan Membersihkan Masjid (Gemas), Iwan.

Upaya evakuasi wisatawan yang mengunjungi objek wisata di kaki Gunung Rinjani itu terus dilakukan. Wisatawan itu, antara lain asal China dan Malaysia.

BMKG menyatakan gempa bumi yang berpusat di Lombok Timur, NTB dengan magnitudo 5,8 yang dimutakhirkan menjadi 5,4 pada Minggu, pukul 14.07 WIB disebabkan aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,47 LS dan 116,55 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, NTB pada kedalaman 19 km. Dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa bumi susulan dengan M=5,1 pada 8,51 LS dan 116,49 BT dengan kedalaman 10 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal," katanya.

eko/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top