Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanasan Global

Gelombang Panas Ekstrem Akan Terus Berlanjut hingga Agustus

Foto : PATRICK T. FALLON / AFP

Eropa Selatan bergulat dengan gelombang panas yang memecahkan rekor selama puncak musim panas.

A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Gelombang panas diperkirakan akan bertahan di sebagian besar dunia sepanjang Agustus, menyusul rekor suhu dalam beberapa pekan terakhir.

Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organisation (WMO), awal pekan ini mengatakan suhu di Amerika Utara, Asia, Afrika Utara, dan Mediterania diperkirakan berada di atas 40 derajat Celsius untuk beberapa hari minggu ini karena gelombang panas meningkat.

"Kita harus memperkirakan atau setidaknya merencanakan gelombang panas ekstrem ini berlanjut hingga Agustus," kata penasihat panas ekstrem senior untuk WMO, John Nairn.

Dikutip dari The Straits Times, Eropa Selatan bergulat dengan gelombang panas yang memecahkan rekor selama puncak masa liburan di musim panas, mendorong pihak berwenang untuk peningkatan risiko masalah kesehatan dan bahkan kematian.

Cuaca ekstrem juga telah mengganggu kehidupan jutaan orang Amerika Serikat, dengan panas berbahaya yang membentang dari California Selatan hingga Ujung Selatan. Panas terik juga melanda Timur Tengah.

Nairn mengatakan perubahan iklim berarti gelombang panas akan menjadi lebih sering dan menyebar sepanjang musim.

"Kami sedang dalam tren melihat peningkatan suhu global yang akan berkontribusi pada peningkatan intensitas dan frekuensi gelombang panas," katanya.

"Kami mendapat indikasi yang cukup jelas bahwa mereka sudah tumbuh menjadi musim semi," ungkapnya.

Beberapa negara, termasuk 27 anggota Uni Eropa, berharap semua negara akan setuju pada pembicaraan iklim PBB pada 2023 nanti untuk menghentikan konsumsi bahan bakar fosil yang menyebabkan perubahan iklim.

Bukti Sangat Kuat

Negara-negara dengan sumber daya minyak dan gas menentang gagasan itu. "Ada bukti yang sangat kuat bahwa jika kita menghilangkan bahan bakar fosil, kita akan mengurangi kontributor utama dari apa yang kita lihat," kata Nairn. "Kita tidak dapat mengubahnya dengan tergesa-gesa, tetapi kita pasti dapat mengambil tindakan," tegasnya.

Sebelumnya seperti dikutip dari Antara, WMO mengungkapkan rekor suhu tertinggi bisa saja terpecahkan akibat gelombang panas yang melanda AS bagian selatan, Mediterania, Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa negara di Asia.

WMO mengatakan beberapa negara bisa saja memecahkan rekor suhu tertinggi nasionalnya masing-masing. Cuaca panas diperkirakan meningkat pertengahan pekan ini di sejumlah wilayah Mediterania, termasuk Yunani dan Turki.

"Jika ada laporan suhu ekstrem baru selama terjadi gelombang panas, kami segera mengeluarkan penilaian awal dan kemudian mengevaluasi secara terinci sebagai bagian dari proses verifikasi cermat kami," kata Randall Cerveny, pengamat cuaca dan iklim ekstrem WMO.

"Perubahan iklim dan kenaikan suhu telah memicu lonjakan laporan rekor cuaca dan iklim ekstrem, terutama panas. Kami harus memastikan catatan-catatan ini terverifikasi demi kepentingan ilmiah dan keakuratan," kata Cerveny.

Menurut Arsip Cuaca dan Suhu Ekstrem WMO, suhu terpanas yang pernah tercatat terjadi pada 10 Juli 1913 di Furnace Creek, Death Valley, California, pada 56,7 Celsius.

WMO saat ini sedang memvalidasi pengukuran suhu 54,4 Celsius diambil di Death Valley, California pada 16 Agustus 2020 dan 9 Juli 2021. Jika telah dipastikan, ini akan menjadi suhu terpanas di Bumi sejak 1931 dan suhu terpanas ketiga yang pernah tercatat.

"Kedua sensor di Death Valley pada 2020 dan 2021 harus dibongkar dan dikirim ke laboratorium kalibrasi pengujian independen. Salah satu pengujian sudah rampung, dan kami menunggu pengujian yang kedua," kata Cerveny.

Untuk wilayah Eropa, rekor suhu terpanas dipegang Sisilia, yang mencapai 48,8 Celsius, pada 11 Agustus 2021. Menurut WMO, ada kemungkinan rekor ini pecah dalam beberapa hari ke depan.

Gelombang panas diperkirakan akan melanda Irak dalam beberapa pekan mendatang, dengan suhu mencapai lebih dari 50 derajat Celsius, menurut perkiraan sebuah observatorium lingkungan dan iklim Irak pada Selasa (18/7).

"Suhu akan mencapai puncaknya di angka 52 derajat Celsius pada pekan terakhir Juli dan pekan pertama Agustus," sebut observatorium Green Iraq dalam sebuah pernyataan.

Suhu terpanas yang pernah tercatat di Irak adalah 53,6 derajat Celsius di Provinsi Basra, Irak Selatan, pada Juli 2016.

Sesuai peraturan di Irak, ketika suhu mencapai 50 derajat Celsius, pemerintah memberikan hari libur kepada institusi-institusinya, kecuali pasukan keamanan dan layanan medis.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top