Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 03 Mar 2025, 11:20 WIB

Gejolak Global Belum Mereda

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA – Rupiah diperkirakan masih tertekan pada awal pekan ini, seiring masih kuatnya sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok. Bahkan, sentimen tersebut lebih dominan ketimbang data inflasi pada Februari yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede rupiah masih dibayangi sentimen negatif dari global, seperti pe­rang tarif dagang antara AS dan Tiongkok serta ketidakpas­tian arah suku bunga acuan The Fed. Selain itu, dinamika kondisi ekonomi dan politik domestik, serta outlook eko­nomi Indonesia yang cenderung redup makin memperbu­ruk tekanan terhadap rupiah.

Karenanya, Josua memproyeksikan kurs rupiah terha­dap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (3/2), bergerak di kisaran 16.550-16.650 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah. Menurutnya, dalam kondisi ini, perekonomian nasional dihadapkan pada tantangan besar untuk menjaga stabilitas dan mem­bangun kepercayaan investor.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan, Jumat (28/2) sore, di Jakarta me­lemah hingga 142 poin atau 0,86 persen dari sehari sebe­lumnya menjadi 16.596 rupiah per dollar AS.

“Pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS dipengaruhi tambahan kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terha­dap Tiongkok yang akan efektif pada 4 Maret 2025,” ujar Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova di Jakarta, akhir pekan lalu.

Trump disebut akan membebankan Tiongkok tam­bahan tarif 10 persen setelah sempat menerapkan kebi­jakan tersebut ke Negeri Tirai Bambu pada Februari 2025 sebesar 10 persen.

Adapun kondisi domestik, yield obligasi pemerintah te­rus meningkat dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang sangat dalam. Menurut Rully, Bank Indonesia (BI) sudah stand by di pasar sepanjang hari untuk menjaga kurs rupiah.

Di sisi lain, dia menilai pemerintah seharusnya meng­instruksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk me­lakukan buy back saham agar pasar saham lebih stabil.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.