Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Geger! Bereaksi Keras, Amerika Turun Tangan Kecam Kematian 9 Turis di Irak yang Dilakukan Turki

Foto : AP

Petugas medis membawa jasad korban serangan udara di Irak utara.

A   A   A   Pengaturan Font

Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (20/7) mengutuk serangan yang menewaskan sembilan turis tewas dan 20 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Turki di Irak utara.

"Pembunuhan warga sipil tidak dapat diterima, dan semua negara harus menghormati kewajiban mereka di bawah hukum internasional, termasuk perlindungan warga sipil," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Wali kota Mushir Mohammed pada Rabu (20/7) menuturkan empat rudal menghantam daerah resor Barakh di distrik Zakho di wilayah semi-otonom yang dikelola Kurdi.

Sementara pejabat kesehatan Zakho Amir Ali mengatakan mereka yang tewas adalah warga negara Irak, termasuk tiga pria, tiga wanita dan dua anak

Lokasi wisata di Zakho sendiri diketahui memang dekat dengan pangkalan militer yang didirikan oleh Turki. Dikutip dari Al Jazeera, ratusan turis Irak datang ke wilayah Kurdi dari selatan selama bulan-bulan puncak musim panas karena cuaca yang relatif lebih dingin.

Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi mengirim delegasi ke daerah yang dipimpin oleh menteri luar negeri Fuad Hussein dan memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut.

"Pasukan Turki melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Irak," tulis al-Kadhimi di Twitter.

Pada sisi lain, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Ankara sedih mendengar adanya korban tetapi membantah bertanggung jawab atas serangan itu. Otoritas Turki mengklaim bahwa serangan itu adalah tindakan terorisme.

"Turki siap untuk mengambil setiap langkah agar kebenaran terungkap," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Luar Negeri Turki pun menegaskan bahwa operasi militer negaranya sesuai dengan hukum internasional dan bahwa Turki sangat berhati-hati untuk menghindari korban sipil dalam operasi kontra-terorismenya.

"Kami menyerukan kepada pemerintah Irak untuk tidak membuat pernyataan yang dipengaruhi oleh retorika dan propaganda organisasi teroris keji, dan untuk terlibat dalam kerja sama untuk mengungkap pelaku tindakan kejam ini," tambahnya merujuk pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.

Media Timur Tengah itu menuturkan bahwa Turki secara teratur melakukan serangan udara di Irak utara dan telah mengirim pasukan komando untuk mendukung serangannya yang menargetkan elemen-elemen PKK.

Pejabat Irak menjelaskan bahwa serangan hari Rabu sekaligus menandai pertama kalinya turis terbunuh dalam serangan yang sering dilakukan oleh Turki di daerah itu.

Dilansir dari Al Jazeera, Turki meluncurkan serangan baru di bagian utara Irak yang disebut Operasi Claw-Lock pada bulan April lalu. Operasi itu menjadi bagian dari serangkaian operasi lintas batas yang dimulai pada 2019 untuk memerangi PKK yang berbasis di daerah pegunungan di Irak utara.

PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa, telah memimpin pemberontakan bersenjata di tenggara Turki sejak 1984.

Dilaporkan lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik, yang di masa lalu terutama difokuskan di Turki tenggara di mana PKK berusaha untuk menciptakan tanah air etni mereka.

Ankara juga telah menekan Baghdad untuk membasmi elemen PKK dari wilayah utara. Irak, pada gilirannya, mengatakan serangan Turki yang berkelanjutan melanggar kedaulatannya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top