Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gawat Selain Penderita Covid-19, Ternyata Badai Sitokin juga Bisa Terjadi pada Kondisi Ini

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Badai sitokin atau cytokine storm merupakan gejala medis di mana sistem kekebalan tubuh mengalami terlalu banyak peradangan atau inflamasi di seluruh tubuh akibat adanya infeksi dari virus asing yang masuk ke dalam tubuh.

Kondisi ini perlu diwaspadai dan harus segera ditangani secara intensif. Bila dibiarkan tanpa penanganan dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga kematian.

Gejala yang ditimbulkan badai sitokin termasuk demam tinggi, peradangan (kemerahan dan pembengkakan), kelelahan parah dan mual. Kadang-kadang, badai sitokin bisa parah, hingga menyebabkan kegagalan multi-organ dan menyebabkan kematian.

Badai sitokin seringkali dikaitkan dengan orang-orang yang terkena Covid-19. Bahkan bisa menyebabkan kematian pada pasien Covid-19, terutama yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Walaupun sering dihubungkan dengan Covid-19, Badai Sitokin ternyata bukan hanya terjadi pada penderita Covid-19 tetapi beberapa penyakit lainnya diantaranya infeksi, sindrom genetik dan sindrom autoimun.

Dikutip dari Very Well Health, badai sitokin dapat dialami oleh seseorang dengan kondisi berikut ini:

  1. Infeksi

Selain penderita Covid-19, Badai Sitokin juga menyerang penderita infeksi tertentu. Infeksi dapat memicu badai sitokin pada beberapa orang, termasuk yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan lainnya.

Salah satu jenis virus yang paling umum menimbulkan badai sitokin adalah virus influenza A (virus yang menyebabkan flu biasa).

Selain influenza penyebab lainnya adalah virus epstein-barr, cytimegalovirus dan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 lebih rentan menyebabkan badai sitokin bila dibandingkan penyakit lainnya.

  1. Sindrom genetik

Orang yang paling rentan terkena badai sitokin adalah memiliki sindrom genetik tertentu. Misalnya orang dengan kondisi yang disebut familial hemophagocytic lymphohistiocytosis (HLH) lebih mudah terkena.

HLH adalah kondisi genetik yang menyebabkan masalah spesifik pada sel sistem kekebalan tertentu. Di mana orang yang memiliki masalah kondisi genetik, cenderung mengembangkan badai sitokin sebagai respons terhadap infeksi, biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama kehidupan.

  1. Penyakit autoimun

Selain orang yang memiliki sindrom genetik, orang dengan sindrom autoimun juga memiliki risiko lebih tinggi terkena badai sitokin contohnya pada penyakit Still, arthritis idiopatik sistemik (JIA), dan lupus.

Dalam kondisi tersebut, badai sitokin sering disebut sindrom aktivasi makrofag. Selain ketiga kondisi di atas, badai sitokin juga terkadang timbul karena efek samping dari terapi medis tertentu.

Misalnya terjadi setelah seseorang terapi leukimia atau lebih dikenal dengan terapi CAR-T (sel T reseptor antigen chimeric). Jenis lain dari imunoterapi juga kadang-kadang disebabkan badai sitokin sebagai efek samping.

Badai sitokin juga dapat terjadi dalam situasi medis lainnya seperti setelah menerima transplantasi organ atau sel induk dan jenis kanker tertentu pun mampu menyebabkan badai sitokin, seperti halnya kondisi yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh layaknya AIDS.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Aris N

Komentar

Komentar
()

Top