Gawat kalau Terjadi! Harga BBM Naik, Bank Indonesia Ungkap Inflasi Inti Diprediksi Capai 4,15 Persen

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi inti RI akan melonjak hingga 4,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tahun ini. Tak hanya itu, ekspektasi inflasi diprediksi juga akan meningkat akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi.

"Selain itu, inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food dan semakin menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan juga mendorong perkiraan tersebut," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, pada Selasa (23/8).

Ia pun memperkirakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) akan turut meningkat mencapai 5,24 persen (yoy) pada akhir tahun ini.

Menurutnya, hal ini didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global, serta kesenjangan pasokan.

Mengutip Antara, inflasi IHK tercatat sebesar 4,94 persen (yoy) pada Juli tahun ini. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,35 persen (yoy).

Lebih dari itu, BI mencatat inflasi kelompok volatile food sangat tinggi mencapai 11,47 persen (yoy) pada periode tersebut akibat kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan. Inflasi kelompok harga diatur pemerintah atau administered prices juga meningkat menjadi 6,51 persen (yoy) seiring kenaikan biaya angkutan udara dan harga BBM non subsidi.

"Sementara itu, inflasi inti masih relatif rendah sebesar 2,86 persen (yoy) pada Juli 2022 didukung oleh konsistensi kebijakan BI dalam menjaga ekspektasi inflasi," ucap dia.

Berdasarkan proyeksi tersebut, Perry inflasi pada 2022 dan 2023 berisiko melebihi batas atas sasaran dua persen sampai empat persen. Oleh karenanya, ia mengimbau perlunya sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan BI untuk langkah-langkah pengendalian peningkatan inflasi.