Gawat Kalau Ini Benar, AS Curigai Rusia Sedang Membantu Program Rudal Balistik Korut
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Foto: ANTARA/AnadoluWashington - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Selasa (26/11), mengatakan Rusia "mungkin sedang" membantu program rudal balistik dan nuklir Korea Utara sebagai imbalan atas pengerahan pasukan Korut untuk mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.
Blinken menyebutkan bahwa AS "sangat khawatir" dengan apa yang dia sebut sebagai "jalan dua arah" yang semakin berkembang antara Korut dan Rusia di tengah perang Ukraina yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
"Kami melihat apa yang dilakukan Korea Utara untuk Rusia dan Ukraina saat ini menyangkut pasukan, juga memantau apa yang dilakukan dan mungkin dilakukan Rusia untuk Korea Utara, termasuk kemungkinan meningkatkan kapasitas rudal dan nuklirnya," ujarnya.
Pernyataan itu ia sampaikan kepada para wartawan selama kunjungannya di Italia untuk melakukan pertemuan dengan mitra-mitranya dari negara-negara G-7.
Blinken mengatakan pergerakan tersebut meningkatkan "ketidakamanan dan ketidakstabilan" di Semenanjung Korea, serta "akan memaksa kami untuk mengambil langkah lebih lanjut, membangun dari apa yang sudah kami lakukan, untuk memperkuat pencegahan dan pertahanan kami."
"Ini tentu saja langkah-langkah yang, meskipun tidak ditujukan untuk China, akan membuat China tidak senang," katanya. "Menurut saya, kami semua akan melihat China menggunakan pengaruhnya guna berusaha menghentikan hal ini."
Media Korea Selatan melaporkan bahwa wakil asisten Menteri Luar Negeri untuk Pengendalian Senjata, Alexandra Bell, kepada pers pada Jumat (22/11) mengatakan Korut kemungkinan sedang mempersiapkan pengujian nuklir yang ketujuh.
"Pemerintah Amerika Serikat menilai bahwa DPRK (Korea Utara) telah mempersiapkan area Punggye-ri untuk pengujian nuklir eksplosif ketujuhnya, hanya menunggu keputusan politik untuk melanjutkannya," kata Bell dalam acara Korea Society, menurut beberapa laporan.
"Uji coba seperti itu akan merupakan eskalasi besar ketegangan di kawasan ini dan menimbulkan risiko keamanan bagi seluruh dunia," katanya menambahkan.
Berita Trending
- 1 Respons CEO OpenAI tentang Model AI Tiongkok DeepSeek-R1: 'Mengesankan'
- 2 Setelah Trump Ancam Akan Kenakan Tarif Impor, Akhirnya Kolombia Bersedia Terima Deportasi dari AS
- 3 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 4 Diprediksi Berkinerja Mocer 2025, IHSG Sepanjang Tahun Ini Menguat 1,22 Persen
- 5 Tanpa Pengenaan Tarif ke Barang Impor, Produk Lokal Bakal Semakin Terpuruk
Berita Terkini
- Belanja Kementerian/Lembaga Harus Produktif. Jangan Boros!
- PLN Siaga Banjir, Listrik Kembali Menyala Bertahap Setelah Kondisi Aman
- PLN Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Banjir Jakarta, Pastikan Keamanan dan Pemulihan Kelistrikan
- Platform Digital Ini Jadi Aplikasi Resmi Pendaftaran Running Summit 2025
- Waspadai Cuaca Ekstrem, ASDP Imbau Pengguna Jasa Atur Waktu Perjalanan Menuju Pelabuhan