Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Edisi Khusus Kemerdekaan

Garuda Pancasila Warisan Gen Terbaik di Dunia

Foto : Koran Jakarta/Eko Sugiarto Putro

Pernak-pernik Garuda - Nanang Rachmat Hidayat atau yang lebih dikenal sebagai Nanang Garuda, menunjukkan sejumlah koleksi pernak-pernik bertema Garuda, di kediamannya yang dijadikan sebagai Museum Garuda, di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (14/8).

A   A   A   Pengaturan Font

Hari-hari ini semua orang bicara Pancasila. Semua fokus kepada Bhinneka Tunggal Ika, sebuah konsep bahwa sejatinya bangsa ini tersusun dari banyak perbedaan maka usaha apa pun untuk menolak keberbedaan adalah upaya menghilangkan akar.

Indonesia sebagai sebuah negara bangsa merdeka pada 17 Agustus 1945. Sebentar lagi perayaan akan digelar, upacara bendera menjadi agenda rutin tahunan, film perjuangan dan cerita di seputar Proklamasi kemerdekaan hilir mudik di koran, media sosial, bahkan di ruang gelap bioskop. Tapi tak ada cerita tentang Garuda di sana.

"Padahal, Garuda adalah lambang negara, semesta simbolik yang menyatakan seluruh unsur yang membentuk bangsa. Lambang negara kita menyimpan akar dan tujuan bangsa ini didirikan, tapi entah kenapa cerita tentang sejarah terbentuknya lambang negara kita itu sangat minim, baik di traktat resmi sejarah negara maupun buku sekolah," kata dosen Jurusan Televisi Fakultas Media Rekam, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Nanang Rachmat Hidayat, saat dijumpai Koran Jakarta, di kediamannya yang ia jadikan sebagai Museum Garuda, di Bantul, Senin (14/8).

Sejak 2003, Nanang bertanyatanya bagaimana bisa cerita tentang lambang negara bisa begitu minim. Setelah puluhan tahun pencarian panjang ke seluruh pelosok perpustakaan dan pakar sejarah, baru-baru ini dia baru menemukan sebuah buku resmi terbitan negara tahun 1982 yang bercerita lengkap sejarah lambang Garuda sekaligus diceritakan sesuai kelas sekolah. Tahun 2006, Nanang mengambil master di ISI. Tesisnya bertajuk Mencari Telur Garuda.

Kecintaannya kepada Garuda makin menjadijadi. Ratusan, kemudian ribuan pernak-pernik Garuda Pancasila berupa relief, cetak, aluminium, jam tangan, bahkan Spinner Garuda ia miliki. Tepat 17 Agustus 2011, dia ubah rumahnya menjadi Museum Garuda. Sejak itu dia dikenal sebagai Nanang Garuda.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top