Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha - Pendapatan Operasional Garuda Semester-I 2017 Rp25,3 Triliun

Garuda Masuk 10 Besar Terbaik

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Maskapai dengan pelayanan penuh Garuda Indonesia kembali masuk dalam jajaran 10 besar maskapai terbaik di dunia versi Skytrax pada 2017, setelah pada tahun sebelumnya berada di posisi 11. Pada peringkat 10 besar tahun ini, posisi pertama ditempati Qatar Airways. Pada peringkat kedua ditempati Singapore Airlines.

Disusul, ANA All Nippon Airways, Emirates, Cathay Pasific masing-masing di peringkat ketiga, keempat, dan kelima. Kemudian, pada peringkat keenam ditempati EVA Air. Selanjutnya, secara berturutturut ditempati Lufthansa, Etihad Airways, Hainan Airlines. Adapun pada posisi ke-10 ditempati Garuda Indonesia, selaku maskapai pembawa bendera Indonesia.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Pahala N Mansury, mengatakan maskapai berkomitmen untuk terus memberikan hal terbaik melalui berbagai program strategis perusahaan yang tertuang dalam 5 Quick Wins Priority. "Sejalan dengan kebijakan perusahaan, kami akan maksimalkan fleet cost optimization, route optimization, reduce cost, enhance value from Citilink, dan enhance revenue management system," katanya, di Jakarta, Minggu (6/8).

Pahala optimistis Garuda akan semakin maju dan berkembang melalui berbagai program strategis tersebut, termasuk memperkuat pelayanan maskapai dengan didukung Indonesia hospitality dan basis layanan digital komersial.

Jaringan Global

Sejak 2014, Garuda resmi menjadi anggota dari aliansi maskapai global, SkyTeam. Hingga saat ini, aliansi tersebut beranggotakan 20 maskapai, yang menawarkan jaringan global mencapai lebih dari 17.343 penerbangan setiap harinya ke 1.062 destinasi di 177 negara. Sekadar informasi, Garuda Indonesia membukukan peningkatan pendapatan operasional sebesar 7 persen menjadi 1,9 miliar dollar AS atau setara 25,3 triliun rupiah dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebesar 1,8 miliar dollar AS.

Kinerja operasional yang tumbuh ditopang pendapatan internasional yang meningkat 111 persen dari target revenue yang ditentukan di kuartal II- 2017 dibandingkan dengan kuartal I-2017. Selain itu, selama semester I-2017 Garuda berhasil mengangkut penumpang sebanyak 17,2 juta penumpang atau tumbuh 3,9 persen dengan tingkat keterisian penumpang (SLF) pada semester I-2017 tercatat sebesar 73,3 persen secara keseluruhan, meningkat dari semester I-2016 sebesar 70,8 persen.

Sementara itu, terkait kerugian bersih sebesar 138 juta dollar AS atau sekitar 1,79 triliun rupiah, Garuda beralasan kerugian tersebut tidak terlepas dari langkah perseroan mengikuti program pengampunan pajak. Berdasarkan keterbukaan informasi yang diterbitkan perseroan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda berpartisipasi dalam program tax amnesty, sehingga dari program tersebut perseroan membayar dana tebusan sebesar 57.000 dollar AS.

Sebagai konsekuensi, Garuda membukukan beban pajak dan akumulasi rugi fiskal yang tidak terkompensasi dan tercatat sebagai rugi sebesar 138,3 juta dollar AS. Rugi tersebut terdiri dari beban administrasi dan umum sebesar 50,3 juta dollar AS dan beban operasional pajak sebesar 88 juta dollar AS.

Padahal, selain mengikuti tax amnesty, Garuda juga harus mengeluarkan dana ekstra sehubungan dugaan kartel bersama maskapai penerbangan internasional lain, dalam penetapan harga Fuel Surcharge Kargo, seperti yang dituduhkan ACCC. Akibatnya, Garuda harus mengeluarkan dana sebesar 7,5 Juta dollar AS untuk menyelesaikan masalah ini.

mza/AR-2

Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top