Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
EKONOMI

Sentimen Eksternal Dominan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah berisiko tetap melemah ke depan, seiring masih memanasnya tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah. Bahkan, kurs rupiah di khawatirkan makin menjauhi target asumsi dasar di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah akan tetap melemah karena pasar masih mewaspadai eskalasi konflik Timur Tengah. Selain itu, pasar melihat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan menunda penurunan suku bunga acuannya imbas inflasi AS yang sulit dijinakkan.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di akhir perdagangan, Kamis (18/4), ditutup menguat 41 poin atau 0,25 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.179 rupiah per dollar AS. Hal itu dipengaruhi sentimen penundaan pemotongan suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Meski demikian, posisi nilai tukar rupiah masih jauh dari yang ditargetkan pemerintah dalam asumsi dasar ekonomi makro 2024 yang sebesar 15.000 rupiah per dollar AS.

"Dollar melemah pada Kamis (18/4) karena para pedagang menilai prospek suku bunga AS setelah komentar dari pejabat Federal Reserve yang memperkuat ekspektasi bahwa pengaturan moneter akan tetap ketat untuk jangka waktu yang lebih lama," kata ekonom Ibrahim Assuaibi kepada awak media di Jakarta, kemarin.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top