Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Ganjil Genap Tidak Relevan Atasi Korona

Foto : ANTARA/Livia Kristianti.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (24/8).

A   A   A   Pengaturan Font

Namun anehnya, dengan alasan yang sama, ganjil genap kembali diberlakukan per 3 Agustus 2020. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan pemberlakuan kembali ganjil genap merupakan emergency break (rem darurat) untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Menurutnya, sejak Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) dari dan ke wilayah DKI ditiadakan, instrumen pembatasan pergerakan orang di Jakarta sudah tidak ada lagi. Dan pemberlakuan kembali ganjil genap merupakan salah satu instrumen Pemprov DKI untuk membatasi pergerakan orang. Bahkan, Syafrin sempat mengancam kebijakan ganjil genap akan diberlakukan seharian jika ganjil genap berdasarkan waktu tidak bisa mengurangi pergerakan orang.

Pemberlakuan kembali ganjil genap sejak 3 Agustus lalu memang kelihatan aneh. Dulu, 16 Maret saat meniadakan ganjil genap, tujuannya untuk mengurangi penularan Covid-19. Lantas kenapa saat kembali memberlakukan kebijakan ganjil genap tujuannya juga untuk mencegah Covid-19?

Kebijakan hanya memperbolehkan kendaraan plat nomor ganjil melaju di beberapa jalan di Jakarta pada tanggal ganjil dan kendaraan plat nomor kendaraan genap untuk tanggal genap memang kurang relevan jika tujuannya mengurangi angka penyebaran Covid-19. Ganjil genap yang benar ya untuk mengurangi kemacetan.

Penerapan ganjil genap untuk mengurangi Covid-19 kurang efektif jika tidak diikuti dengan pembatasan pergerakan. Akan efektif jika aparat mengawal pelaksanaan protokol kesehatan seperti jaga jarak, penggunaan masker, dan rajin mencuci tangan. Lebih efektif lagi, jika pelaksanaan protokol kesehatan itu muncul dari masyarakat sendiri.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top