Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 26 Okt 2021, 07:12 WIB

Kecelakaan LRT dan Trans Jakarta

Petugas memeriksa gerbong kereta LRT yang mengalami kecelakaan di ruas Cibubur-TMII, Jakarta, Senin (25/10/2021). Dua kereta ringan lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek mengalami kecelakaan di jalur layang ruas Cibubur-TMII pada pukul 12.30 WIB dan hingga kini masih dalam proses pemeriksaan.

Foto: ANTARA FOTO/ Asprilla Dwi Adha/rwa

Secara kebetulan, dalam sehari terjadi dua kecelakaan transportasi publik di Jakarta. Pertama, sekitar pukul 08.45, dua unit bus Trans Jakarta tabrakan di Jalan MT Haryono, Cawang. Bus yang berada di belakang menghantam bus di depannya yang sedang menurunkan penumpang. Dugaan sementara, sopir bus yang dari belakang mengantuk.

Akibat kecelakaan tersebut, tiga orang meninggal dunia dan sedikitnya 30 orang terluka. Mereka yang meninggal adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi bus yang menabrak dari belakang.

Siangnya, dua rangkaian Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek yang sedang uji coba, tabrakan di antara di KM 12+800 antara Harjamukti dan Ciracas, Jakarta Timur. LRT yang kecelakaan adalah rangkaian kereta (Trainset )20 dan Trainset 29. Saat Trainset 20 telah berhenti mendekati Stasiun Harjamukti pada pukul 12.55, Trainset 29 menabrak dari belakang.

Penyebabnya murni human error, proses lansir yang terlalu cepat. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, hanya ada satu korban luka ringan yaitu masinis Trainset 29. PT INKA yang bertanggung jawab atas uji coba tersebut sudah minta maaf kepada semua pihak terkait. Dan terhadap gerbong yang rusak akibat kecelakaan, akan dikembalikan ke Madiun, Kantor Pusat KAI, untuk diperbaiki.

Terhadap kecelakaan dua Trainset tersebut, banyak yang berpendapat, untung saja kecelakaan terjadi saat masih uji coba, saat masih belum banyak penumpang sehingga korban meninggal tidak ada.

Seandainya kecelakaan terjadi saat LRT sudah resmi beroperasi, mungkin jumlah korban akan banyak.

Kalau dilihat dari segi jumlah korban memang benar, untung saja kejadiannya saat uji coba sehingga tidak banyak merenggut korban. Tetapi dari segi kepercayaan masyarakat, hal ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan. Baru uji coba saja sudah kecelakaan, bagaimana nanti kalu sudah benar-benar beroperasi dengan frekuensi lalu lintas kereta yang lebih padat? Jangan sampai ada anggapan bangsa kita belum saatnya menguasai teknologi canggih.

Padahal kita semua tahu bahwa kereta yang akan digunakan LRT adalah buatan PT INKA di Madiun. Kereta karya anak bangsa itu, menggunakan teknologi tinggi, grade of automation level 3 yang memungkinkan kereta tersebut dioperasikan melalui sistem komputer secara otomatis dan realtime tanpa masinis.

Karena itu pemerintah harus menjelaskan kejadian ini kepada masyarakat. Ungkap kelebihan-kelebihan LRT. Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan dengan LRT yang rencananya akan beroperasi tahun depan. Buktikan bahwa karya anak bangsa juga tidak kalah dengan buatan luar negeri.

Sedangkan untuk Trans Jakarta, Pemprov DKI Jakarta harus usut tuntas penyebabnya. Kalau benar dugaan karena sopir mengantuk, harus ada solusinya. Wajibkan pemeriksaan medis kepada sopir setiap hari saat akan mengemudikan Trans Jakarta. Untuk mengangkut barang saja, pengemudi harus benar-benar sehat dan layak untuk mengemudi, apalagi ini mengangkut penumpang secara masif. Bila perlu, lakukan tes narkoba secara berkala kepada seluruh pengemudi.

Masyarakat telah mempercayakan nasibnya, termasuk nyawanya dengan menggunakan transportasi umum, baik itu LRT mulai tahun depan maupun Trans Jakarta. Karena itu masyarakat harus mendapat ketenangan saat menggunakan LRT dan Trans Jakarta. Semoga Tans Jakarta bisa lebih baik dan uji coba LRT berjalan lancar.

Redaktur: Koran Jakarta

Penulis: Koran Jakarta

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.