Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ganjar Pranowo: "Saatnya Kolaborasi, Bukan Kompetisi"

Foto : jatengprov.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

G

ubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menjadi tamu kehormatan untuk memberi pembekalan pada wisuda pascasarjana dan sarjana Universitas Nasional (Unas) Jakarta pada Kamis (17/11) lalu, berpesan agar para wisudawan dapat menerapkan ilmunya secara kolaborasi, dalam menghadapi tantangan dunia baru.

Di atas podium, orang nomor satu di Jawa Tengah itu memberikan motivasi dengan kisah inspiratif yang dilakukannya selama menghadapi pandemi Covid-19. Mulai dari program Lapak Ganjar, yang membantu UMKM lokal agar tetapsurvivedi tengah badai pandemi, dimana program promosi gratis berbasis media sosial itu hingga kini masih efektif berjalan.

Ada juga penguatan sosial melalui programJogo Tonggo, yakni, inovasi pemberantasan Covid-19 berbasis kewilayahan sampai di tingkat RW.

"Ada banyak hal, karena tiap wisuda pasti yang ditanyakan berikutnya mau kerja apa, di mana, dan kapan. Maka, seluruh ilmu yang didapat dari kampus harus dipraktikkan," ujar Ganjar.

Gubernur Jawa Tengah itu pun memperingatkan para wisudawan agar dapat adaptif, inovatif, dan kreatif. Hal itu lantaran kondisi dunia sudah mengalami perubahan. "Tapi ingat, dunia sudah berubah. Saya hanya mengingatkan saja. Maka pola-polanya tidak lagi kompetisi, tapi kolaborasi. Dan bakat atau talenta menjadi penting, lalu literasi itu juga penting di luar yang diajarkan di kampus, umpama digital," imbuh dia.

Bagi Ganjar, kolaborasi sangat penting dalam menyongsong situasi dunia ke depan. Dari bakat-bakat yang ada di antara mereka, akan memunculkan ilmu-ilmu yang luar biasa.

"Sehingga kolaborasi inilah yang bisa menjadi satu tren. Saya hanya mengingatkan saja dunia tidak sedang baik-baik saja dan kita mesti antisipasi. Dengan ilmu yang biasa-biasa saja tidak cukup, sehingga untuk luar biasa harus kolaborasi. Pendekatannya adalah multidisiplin, saya kira mereka sudah paham," papar Gubernur Jawa Tengah itu.

Bukan hanya para sarjana, lembaga-lembaga pendidikan juga harus mengambil peran dalam menyambut generasi emas 2045.

"Artinya kalau kita menuju 2045, menurut saya konsep merdeka belajar dari kementerian mesti dipraktikkan. Kurikulum lebih lincah lagi, lebih adaptif lagi, metode mesti baru. Dan kemudian praktik juga lebih banyak. kalau itu bisa kita lakukan, maka kita akan bisa menghadapi situasi ini," ucap Ganjar.

Ditambahkan, perguruan tinggi dapat mengembangkan pendidikan berbasis riset. "Kasih saja penugasan sektor dan subsektor tertentu, yakni kurikulum berbasis riset," kata dia. I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top