Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pilpres 2024 I Suara "Nahdliyin" Selalu Jadi Rebutan dalam Pemilu

Ganjar Pranowo Miliki Persamaan Visi dengan NU

Foto : ISTIMEWA

Ganjar Pranowo sebagai bakal calon Presiden 2024

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ganjar Pranowo sebagai bakal calon Presiden 2024 memiliki persamaan visi dengan tokoh sentral yang ada di dalam Nahdlatul Ulama (NU). Ganjar sudah memiliki bekal kebijakan yang sejalan dengan gerakan NU.

Hal itu diungkapkan Dodo Badlowi, Wakil Ketua Barisan Nasional Ganjar Presiden dalam diskusi akhir pekan Titik Temu dengan tema Berebut Kaum Nahdliyin di Pilpres 2024, di Jakarta Selatan, Sabtu (9/9), dengan moderator Sebastian Salang.

Membicarakan keberhasilan Pemilu 2024, jangan ketinggalan untuk menyebut keberadaan masyarakat nahdliyin atau NU yang diakui sebagai organisasi terbesar di Indonesia bahkan luar negeri.

"Indikasinya, Nahdlatul Ulama ini selalu menjadi rembutan setiap ajang demokrasi yaitu pemilu. Karena NU memiliki pengaruh cukup baik secara kultur dan organisasi. Semua partai ada sosok NU. Inilah yang disebut dinamika politik," kata Herry M Joesoef, seorang wartawan senior dalam analisanya.

Menyangkut perhelatan Pemilu 2024 dengan munculnya tiga sosok pemimpin, mulai dari Ganjar, Prabowo, dan Anies, Herry memberikan sinyal bahwa sikap NU adalah sangat otonom. Di dalamnya semua orang NU akan berperan di dalamnya. Berbeda, akan tetapi satu keluarga, demikian untuk menggambarkan kekuatannya.

"Siapa pun yang menang, selalu ada NU di dalamnya. Akan tetapi, siapa yang menang tidak bisa mengeklaim kekuatan NU," tambah Herry lagi.

Menyangkut siapa yang mendapatkan "restu" dari NU, Dodo mengatakan dari Harmoni Muslim Nusantara memiliki analisa tersendiri. Menurutnya, ketiga calon, semuanya ingin dekat dengan NU. Ketiganya membutuhkan suara NU.

"Saya melihat Ganjar Pranowo masih cukup anteng dan tidak menunjukkan klaim dukungan dari NU. Dilihat dari gerak-gerik Ganjar pun mendapatkan dukungan dari sejumlah pendiri NU, ulama muda, dan bahkan ulama kultur yang jarang tersorot," jelas Dodo yang juga selaku Wakil Ketua Barisan Muda NU.

Persamaan Visi

Ganjar Pranowo sebagai bakal calon Presiden 2024 ini memiliki persamaan visi dengan tokoh sentral yang ada di dalam NU. Ganjar, menurutnya, sudah memiliki bekal kebijakan yang sejalan dengan gerakan NU.

"Ganjar didukung cukup banyak simpul kader NU. Langkah selanjutnya, tinggal siapa yang akan menjadi calon wakil presiden nantinya. Ini yang akan menjadi penentu. Keberhasilan pemilu lalu bakal terulang," jelas Dodo.

Dengan kekuatan yang tersebar saat ini, sikap NU dalam Pemilu 2024 tinggal menunggu momen tepat. "Simbol-simbol sudah terlihat dari para kiai, tinggal menanti waktu yang tepat untuk menyuarakannya," tutur Herry.

Sebelumnya, peneliti utama politik BRIN, Siti Zuhro, mengatakan PDIP yang kini mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon Presiden 2024, memiliki lumbung suara dari warga NU. Pasalnya, NU dan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Presiden Pertama RI, Soekarno, pada 1927, memiliki keterkaitan satu sama lain.

"Jangan lupa sebetulnya mengapa NU dan PNI dulu kala diteruskan dengan PDIP, PKB, dan PPP dapat bekerja sama? Mereka itu punya ceruk dukungan yang berimpit, jadi warga NU itu tidak asing dengan PNI," ujar Siti.

Adapun sebelum menjadi partai berlambang banteng moncong putih seperti saat ini, PDIP berawal dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang dibentuk pada 10 Januari 1973.

Partai ini dibentuk dari partai gabungan PNI dengan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top