Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hari Anak Nasional

Ganjar: Penanganan "Stunting" Harus Berkelanjutan

Foto : Antaranews

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan program pencegahan dan penanganan stunting harus berkesinambungan. Prosesnya mulai dari bayi dalam kandungan dan setelah bayi lahir.

"Ini penting untuk mencegah bayi stunting," ujar Ganjar, dalam keterangannya, Kamis (21/7).

Ganjar mengapresiasi adanya inisiatif program Rumah Anak SIGAP dari Tanoto Foundation. Menurutnya, program tersebut sejalan dengan program 5 Ng yang dijalankan Pemprov Jawa Tengah, yakni Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng atau Jateng Gayeng memperhatikan ibu hamil.

Dia menjelaskan kedua program tersebut melakukan pemeriksaan Kesehatan rutin bagi ibu hamil. Menurutnya, program ini bisa memfasilitasi edukasi dan pendampingan terhadap ibu hamil dan ibu yang memiliki anak bayi.

"Mudah-mudahan program ini bisa berguna dan bermanfaat untuk seluruh masyarakat dan anak-anak kita terbebas dari risiko stunting," tandasnya.

Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation, Anderson Tanoto menerangkan, Rumah Anak SIGAP merupakan bentuk kemitraan dengan pemerintah daerah. Di Jawa Tengah, Rumah Anak SIGAP berada di Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.

Dia menerangkan, tujuan program tersebut untuk membekali keluarga agar mampu memberikan pengasuhan. Diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang optimal anak usia 0-3 tahun secara menyeluruh (holistik) yang terintegrasi dengan layanan kebutuhan esensial anak lainnya.

Sebagai informasi, Provinsi Jawa Tengah berhasil menurunkan prevalensi stunting. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) prevalensi penurunannya dari 31,2 persen di 2018 menjadi 20,9 persen.

Angka penurunan tersebut cukup signifikan, tapi jika mengingat jumlah penduduk Jawa Tengah yang cukup besar, angka absolut anak balita yang menderita stunting jumlahnya juga cukup banyak, yaitu sekitar 500 ribu anak.

Gugah Kepedulian
Sementara itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menekankan bahwa Hari Anak Nasional tahun 2022 merupakan momentum untuk memenuhi hak-hak anak guna membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul bagi Indonesia.

"Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2022 merupakan suatu momentum penting, untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dan bangsa, dalam menjamin pemenuhan hak anak," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan terdapat empat hak dasar yang dimiliki anak yaitu hak untuk hidup, hak untuk tumbuh, hak untuk mendapat perlindungan, dan hak untuk ikut berpartisipasi.
Pada Hari Anak Nasional pada tanggal 23 Juli 2022, ia mengajak semua pihak untuk menjadikannya sebagai momentum menggugah kepedulian.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top