Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Debat Capres

Ganjar Komitmen Kirim Koruptor ke Nusakambangan agar Jera

Foto : KORAN JAKARTA/M FACHRI

DEBAT PERDANA CAPRES I Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menyampaikan paparan saat mengikuti debat pertama Capres-Cawapres pemilu 2024, di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12). Debat perdana tersebut mengusut tema Hukum, Hak Asasi Manusia, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Selasa (12/12), menggelar debat perdana yang diikuti tiga calon presiden, masing-masing Anies Baswedan sebagai capres nomor urut satu, Prabowo Subianto capres nomor urut dua, dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo.

Dalam debat tersebut, masing-masing capres didampingi cawapresnya, yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD

Debat pertama itu membahas tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Ganjar Pranowo dalam debat tersebut mengaku prihatin dengan kerugian negara akibat korupsi yang mencapai 230 triliun rupiah, karena angka tersebut bisa untuk membangun sekitar 27 ribu puskesmas.

"Data ICW menunjukkan sekitar 230 triliun rupiah dalam 10 tahun terakhir, kerugian negara itu terjadi. Ini setara kalau kita pakai untuk membuat puskesmas kira-kira 27 ribu," kata Ganjar dalam debat di Kantor KPU RI.

Keprihatinan itu yang mendorong Ganjar mengutamakan percepatan Undang-Undang Perampasan Aset demi mengembalikan kerugian negara. Dia juga berkomitmen untuk memiskinkan koruptor dan memberikan efek jera dengan memenjarakannya di Nusakambangan.

"Dari sisi penegakan hukumnya dulu, maka kalau saya mulai dari sini, maka yang mesti dilakukan adalah pemiskinan. Yang kedua, perampasan aset. Maka, segera kita bereskan Undang-Undang Perampasan Aset dan untuk pejabat yang korupsi dibawa ke Nusakambangan agar bisa punya efek jera bahwa ini tidak main-main," tuturnya.

Ganjar menekankan pentingnya teladan dan integritas yang baik dari para pemimpin, karena akan memberikan dampak yang baik untuk pemerintahan. "Kita edukasi. Itu mesti kita tunjukkan dengan sekali lagi, teladan dari seorang pemimpin dan pemimpin tidak boleh ragu untuk memutuskan itu," kata Ganjar.

Mantan anggota DPR RI itu menambahkan janji politik yang disampaikan saat sebelum menduduki kursi kepemimpinan harus dijalankan dengan sepenuh hati agar Sila Ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia bisa terus dipelihara.

"Mudah-mudahan pemilu besok akan menghasilkan semangat yang sama untuk kita memberantas korupsi. Integritas itu penting sekali dan nomor satu," pungkas Ganjar.

Lebih Pragmatis

Ketua Pusat Studi Pancasila dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Agus Wahyudi, mengatakan debat membantu memperlihatkan visi dan program capres, masa lalu dan legacies-nya, termasuk siapa yang paling meyakinkan dan menarik untuk memecahkan sejumlah isu kunci. Tantangan yang paling krusial bagi semua capres yang tampil adalah siapa yang bisa bicara paling fasih meng-adress konsen dan perhatian para pemilih pemula.

"Saya melihat Prabowo sangat emosional. Anies cenderung normatif dan seperti biasanya menggunakan retorika yang konseptual. Sementara Ganjar mungkin karena latar belakangnya, terlihat lebih pragmatis dan bicara program dengan cara yang agak detail," papar Agus.

Debat, katanya, mengungkap pentingnya peran pemerintah dalam rangka mendorong kapasitas produksi, daya cipta, dan pengembangan bakat warga negara dan redistribusi sumber daya untuk keadilan.

"Kedua, perlunya penghormatan dan perlindungan yang lebih baik terhadap hak-hak sipil dan politik warga negara, kebebasan dan kesetaraan yang lebih bermakna melalui perbaikan sistem demokrasi, tatanan hukum, penanganan korupsi dan kepemerintahan yang baik," tandas Agus.

Sementara itu, Direktur Kasimo Institute, Edward Wirawan, menilai yang disampaikan Ganjar sangat membumi karena membahas masalah riil yang dialami masyarakat kecil. Ganjar bisa menjelaskan sedetail itu karena pengalamannya yang pernah menjadi Kepala Daerah dan juga legislator di Senayan.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top