Ganjar Ajak Relawan Lawan Perongrong Pancasila
Ganjar Pranowo
JAKARTA - Bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengajak relawannya untuk melawan pihak-pihak yang mencoba untuk merongrong nilai-nilai Pancasila.
Ganjar memberikan pesan tersebut saat menyampaikan pidato pada acara deklarasi Relawan Gapura Nusantara (RGN) di Klub Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu kemarin. "Bapak Ibu, tadi disampaikan masih ada orang yang pengin merongrong nilai-nilai Pancasila. Ada, bukan tidak ada," kata Ganjar.
Ganjar lantas bertanya kepada relawan yang hadir terkait perlu atau tidaknya melawan pihak-pihak yang merongrong nilai Pancasila tersebut. "Kita biarkan atau kita lawan?" tanya Ganjar.
Ratusan relawan yang kompak mengenakan kemeja berwarna putih dan merah itu lantas menjawab pertanyaan Ganjar dengan seruan "lawan".
"Bapak Ibu yang teriak itu, maka Bapak Ibu dan kita harus membuktikan itu," seru Ganjar.
Pada kesempatan yang sama, Ganjar juga menyinggung perihal kampanye hitam (black campaign). Menurutnya, saat ini masih terdapat segelintir pihak yang menggunakan cara negatif dalam sebuah kontestasi.
"Masih ada yang ngomong dalam sebuah kontestasi dengan black campaign, dengan bullying, dengan caci maki, yang meninggalkan nilai-nilai adab ketimuran kita," ujarnya.
Ia menyayangkan hal tersebut. Terlebih, di era digital yang perputaran informasinya berjalan dengan cepat seperti dewasa ini. "Dan di medsos (media sosial) itu terjadi dan hampir setiap hari. Siapa kemudian yang bertanggung jawab pada dunia ini? Di tengah era digital yang berkembang sangat cepat, rata-rata tiga bulan selalu ada informasi baru, teknologi baru, cara baru," ucapnya.
Merawat Nusantara
Di Sidoarjo, Ganjar mengajak kepada masyarakat untuk merawat seni dan budaya supaya tidak diambil asing. "Jangan pernah mau budaya diambil orang, diambil asing karena kita punya kebudayaan. Ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah)," kata Ganjar dalam acara Silaturahim Akbar Relawan Ganjar Pranowo bertema 'Merawat Jiwa Nusantara', dengan menggaungkan tagline "Ganjar Untuk Semua" di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu petang.
Ia mengatakan, pihaknya telah berbicara pada sejumlah artis senior bagaimana merawat seni budaya tersebut dan dibutuhkan strategi untuk mengembangkan itu.
"Berapa banyak yang bisa dilihat seperti baju, kuliner yang kaya belum lagi seni tari yang ditampilkan dalam kegiatan ini merupakan talenta yang luar biasa," ujarnya.
Ia mengatakan, beberapa waktu lalu ada anak terkenal namanya Putri Ariani masuk America's Got Talent yang membuat gempar dunia. "Itu saudara kita yang berbakat harus mendapatkan ruang untuk akses dan berkembang," katanya.
Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengimbau umat Kristiani untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam menghadapi Pemilu dan pemilihan kepala daerah di tahun 2024. "Mari dukung calon pemimpin nasional dengan sewajarnya. Tidak perlu fanatik dan berlebihan, apalagi sampai mengorbankan ikatan kekeluargaan, menyebabkan perceraian, membelah ikatan soliditas kebangsaan, hingga berujung pada rusak-nya persaudaraan antar-sesama anak bangsa," kata Bamsoet sapaan karib Bambang Soesatyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu.
Hal itu disampaikan Bamsoet saat menerima Lawatan Obor Paskah Nasional XIX dari Ketua Lembaga Paskah Nasional Pendeta A. Sepphard Supit.
Dia menjelaskan, sebagaimana perayaan hari-hari besar agama lainnya, perayaan Paskah memiliki makna simbolis terhadap berbagai nilai fundamental, yang dapat didayagunakan dalam menyejukkan suasana kebangsaan.
Kata dia, Paskah dapat dimaknai sebagai semangat pembaruan yang bisa didayagunakan untuk membangun budaya politik baru, berorientasi sepenuhnya pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat, dan bukan menghamba pada kepentingan politik sesaat.
Selain itu, Paskah juga dapat dimaknai sebagai simbolisasi tentang lahirnya sebuah harapan. Karenanya, penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus mampu mewujudkan harapan lahirnya Indonesia yang lebih baik dalam segala aspek dan dimensi.
"Paskah merupakan cerminan peristiwa kebangkitan. Maka marilah kita maknai penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak sebagai momentum untuk menghimpun segala sumberdaya untuk bangkit bersama, tanpa memandang perbedaan latar belakang dan warna politik," pesannya.
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya