Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pesta Demokrasi -- Penanganan TPPO Perlu Dilakukan Bersama-sama

Ganjar Ajak Masyarakat Cegah Konflik Jelang Pemilu 2024

Foto : ANTARA/Narda Margaretha Sinambela

Pemilu Damai -- Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo di Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Kupang, NTT, Jumat (1/12).Ganjar mengajak masyarakat untuk mencegah konflik dan menjaga persatuan kesatuan jelang Pemilu 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

KUPANG - Calon presiden (capresO nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan mencegah konflik menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.

"Tadi saya sudah bertemu dengan beberapa tokoh agama dan mendapatkan masukan-masukan yang sangat bagus di tengah-tengah kita mengikuti proses politik yang namanya pemilu," kata Ganjar di Kantor Sinode Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/12).

Ganjar mengatakan bahwa untuk menjaga kondisi keamanan tetap terjaga dengan baik, seluruh masyarakat harus selalu menjaga persatuan, tidak ribut dan tidak membuat hoaks yang dapat menimbulkan konflik. "Ini yang menurut saya pesan yang mesti kita langsung dengar dan rasakan untuk kita lakukan," tegas Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan bahwa ada pesan moral yang bagus dari pertemuan yang dilakukan dengan beberapa tokoh agama di Kota Kupang.

Sebagai salah satu kontestan politik, Ganjar berpikir bahwa kalau hal itu dilakukan akan membuat sensitivitas perasaan banyak orang dan akan menjadi indikator yang baik.

Dalam safari politik tersebut, Ganjar bertemu dengan Wakil Ketua MUI NTT Abbas Gasim, Ketua Sinode GMIT Merry Kolimon, dan juga Uskup Kupang Mgr Petrus Turang.

Dalam kesempatan itu, Ganjar membicarakan banyak hal, salah satunya menjaga toleransi di Indonesia. Terkait peluang menang di NTT, Ganjar dia mengatakan bahwa dirinya optimis dengan dukungan dari masyarakat di NTT. "Peluang di NTT insyaallah Bagus," ujarnya.

Cegah "Stunting"

Dalam kunjungannya ke Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Kupang, NTT, Ganjar berkomitmen memantau seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) ibu hamil untuk mencegah stunting atau kasus gagal tumbuh pada anak.

Dia mendorong program unggulan Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes guna memperoleh layanan kesehatan yang baik. "Itu mesti kami wujudkan, sehingga mereka bisa ditangani mulai ibu mengandung sampai mereka melahirkan. 1000 hari pertama itu waktu atau golden time yang betul-betul harus diurus," ujar Ganjar.

Ganjar mengingatkan pentingnya pendataan dari seluruh usia kehamilan dari waktu ke waktu yang mesti dipantau. "Kalau tidak ada masalah, jalan. Kalau ada masalah kami tandai," katanya.

Selain itu, Ganjar juga akan mendorong One Student, One Client untuk dapat mendampingi ibu hamil mencegah stunting. Sebab, pemerintah berupaya mempercepat penurunan stunting untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024. "Jadi, sebenarnya ada banyak cara dan keterlibatan banyak orang untuk bisa membantu," katanya.

Mengenai persoalan penanganan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), Ganjar menilai hal itu perlu dilakukan secara bersama-sama. "Perlu ada partisipasi antara pemerintah daerah, kemudian juga penegak hukum untuk penanganan TPPO," kata Ganjar.

Ganjar menceritakan dia pernah ikut menangani kasus TPPO saat menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah. Saat itu, dalam kasus TPPO itu korbannya adalah warga asal NTT.

Korban tersebut, lanjut Ganjar, berada di Semarang, Jawa Tengah, dalam waktu cukup lama dan mendapatkan pelatihan kerja. Alasannya, katanya, nanti setelah fasih mendapatkan keahlian selama pelatihan, korban akan dikirim ke suatu tempat untuk bekerja di Indonesia.

Tetapi, kata Ganjar, ternyata kasusnya masuk dalam TPPO atau human trafficking, sehingga ikut terlibat menangani masalah tersebut.

"Mesti ada satu layanan yang masyarakat bisa melapor," ujarnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top