Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ganggu Sistem Kesehatan Nasional, Luka Kronis Harus Segera Ditangani Dengan Metode Modalitas Terkini

Foto : Istimewa

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Dr. dr. David Sontani Perdanakusuma, Sp.BP-RE(K) (kedua kiri) bersama Sekretaris KSM Bedah RS Cipto Mangkunkusumo Jakarta (RSCM) dan Koadminko Departemen Bedah Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia, Dr. dr. Dedy Pratama, Sp.B, Subsp.BVE(K) (tengah) dan Pharma Marketing, Deputy Director PT Kalbe Farma Tbk, dr. Selvinna, M. Biomed (kanan) mengupas masalah perawatan luka kronik dalam diskusi dengan media bertajuk “Terobosan Baru dalam Perawatan Luka yang Sulit Sembuh” di Hotel Sari Pan Pasifik Jakarta, Sabtu (12/10)

A   A   A   Pengaturan Font

Fakta lainnya, diperkirakan 10 persen akan meninggal dalam waktu satu tahun setelah diagnosis luka diabetes yang pertama. Infeksi luka diabetes terjadi pada sekitar 60 persen dari pasien luka diabetes. Di antara orang-orang yang mengalami infeksi luka diabetes, sebagian besar memerlukan tindakan bedah untuk membersihkan luka, dan sebanyak 15-20 persen memerlukan tindakan amputasi.

"Problem yang mungkin dihadapi pada luka yang sulit sembuh adalah adanya jaringan nekrotik atau jaringan mati, bakteri atau infeksi, eksudat (nanah) yang berlebih. Selama problem masih ada penyembuhan tidak akan berjalan atau berhenti," jelasnya.

Kendati demikian, dampaknya akan membuat perawatan menjadi lama, biaya perawatan dan pengobatan meningkat, dan fungsi sosialnya akan terganggu (produktivitas, pergaulan, pekerjaan, dan lain-lain).

Berbagai dampak tersebut katanya dapat dihindari dengan penanganan yang tepat terhadap luka diabetes. Prof. David menekankan, percepatan penyembuhan luka dapat dilakukan dengan modalitas terkini dari hasil penelitian, yakni menggunakan secretome dan stem cell.

Beban Ekonomi
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top