Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 26 Nov 2024, 18:10 WIB

The Panturas Tandai Pelayaran Baru Lewat Mini Album Bernuansa Sunda di Galura Tropikalia

The Panturas

Foto: Dok. The Panturas

JAKARTA - The Panturas, kwartet surf-rock kontemporer asal Jatinangor, kembali memberikan perhatian di dunia musik karena telah menghadirkan karya terbarunya dengan meluncurkan sebuah video musik untuk lagu yang bertajuk “Bentang Sagara”. 

Dirilis pada 25 November 2024 di kanal YouTube resmi mereka, video ini menjadi penutup sempurna dari mini album Galura Tropikalia yang telah lebih dahulu diluncurkan pada 22 November 2024 silam melalui berbagai platform digital di bawah naungan Los Panturas Ent.

Karya visual ini menjadi bukti keberanian The Panturas untuk terus bereksplorasi dalam bermusik sekaligus memperluas jangkauan estetika mereka. Dalam video musik ini, The Panturas menggandeng Ash Goh Hua, sutradara berbakat asal Singapura yang berbasis di New York. 

Ash, yang juga seorang aktivis dan penyunting film, merupakan salah satu sutradara yang dikenal lewat gaya dokumenter naratifnya. Salah satu karya Ash yang cukup terkenal adalah film pendek berjudul The Feeling of Being Close to You (2022), yang telah mendapatkan nominasi Oscar dan memenangkan penghargaan ‘Best Documentary Short Award’ di New Orleans Film Festival.

Ash membawa cukup banyak estetika lo-fi ke dalam video musik dari empat pemuda lulusan Universitas Padjajaran ini. Video musik ini menjadikan suasana kota New York dengan kawasan Chinatown nya sebagai latar belakang, sehingga tak heran di dalam video musik ini, para penonton dapat dimanjakan dengan warna yang cukup baik untuk dilihat. 

Kisah romansa yang dibangun dalam video ini menggambarkan sebuah kebahagiaan dari sepasang kekasih yang menikmati satu hari penuh dengan kebebasan dan kreativitas. Dengan menggambarkan lautan sebagai metafora, Ash ingin menunjukkan bagaimana cinta bisa menjadi luas sekaligus penuh dengan gejolak. Selain itu, tema kerinduan diaspora turut hadir, mencerminkan pengalaman pribadi imigran yang sering merindukan tanah air mereka.

“Saya ingin menceritakan kisah kegembiraan dan kehilangan dalam cinta, menggunakan lautan sebagai metafora untuk menggambarkan luasnya hati. Tetapi, saya juga mengembangkannya, membayangkan perspektif imigran di NYC (New York City) yang sering merindukan tanah air kami, diliputi gelombang cinta dan kerinduan yang kompleks,” ungkap Ash saat disapa melalui pesan singkat, Jumat (21/11/2024).

Dalam proses produksi, The Panturas melibatkan aktor Gerry Leonard dari Indonesia dan Kitty Hu dari Amerika Serikat sebagai pemeran utama. Produksi video ini juga didukung oleh Giovanni Rahmadeva sebagai produser dan Erlangga Radhikza sebagai penyunting gambar. Semua elemen ini berhasil digabung menjadi satu hingga menciptakan harmoni visual yang memperkuat pesan lagu.

Lagu “Bentang Sagara” sendiri merupakan salah satu karya paling personal dari mini album Galura Tropikalia. Ditulis oleh Surya Fikri “Kuya” dan diproduseri oleh Ricky Virgana dari White Shoes and the Couples Company (WSATCC), lagu ini menggabungkan nuansa disco-pop khas Indonesia era 1970-an dengan elemen budaya Sunda. 

Dengan lirik yang menggambarkan permintaan maaf dalam sebuah hubungan, lagu ini menjadi simbol pengampunan dan refleksi emosional. Kejutan lain dari lagu ini adalah kehadiran potongan vokal dari lagu “Senandung Maaf” karya WSATCC di bagian penutupnya, sebagai bentuk penghormatan kepada musik Indonesia.

Proyek ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan bermusik The Panturas, tetapi juga menegaskan ambisi mereka untuk membawa budaya lokal ke kancah internasional. 

Sebelumnya, The Panturas telah merilis dua video musik dari Galura Tropikalia, yaitu “Lasut Nyanggut” dan “Jimat”. Video musik “Lasut Nyanggut” mengambil lokasi di Portugal dan diarahkan oleh sutradara asal Vietnam, Ph?m Hoàng Minh Thy. Sementara itu, video musik “Jimat” digarap oleh Asarela Orchidia Dewi, sutradara Indonesia yang kini menetap di Berlin, dengan latar Jerman sebagai tempat pengambilan gambar.

The Panturas tidak hanya menciptakan musik, tetapi juga membangun narasi visual yang memperluas makna dari karya-karya mereka. Dalam Galura Tropikalia, mereka mengeksplorasi berbagai genre sambil tetap mempertahankan identitas budaya Sunda. Lagu-lagu dalam mini album ini, termasuk “Bentang Sagara”, menunjukkan bagaimana tradisi lokal bisa beradaptasi dengan perspektif global tanpa kehilangan esensinya.

Dengan estetika lo-fi dan pendekatan yang mendalam, video musik “Bentang Sagara” mengajak penonton untuk menyelami cerita cinta yang penuh emosi. Latar belakang kota New York yang dinamis menjadi kontras dengan tema nostalgia dan kerinduan yang dihadirkan dalam video ini. Ash Goh Hua berhasil menangkap nuansa ini dengan sempurna, menghadirkan pengalaman visual yang tak hanya menyentuh, tetapi juga memperkuat narasi lagu.

Video musik “Bentang Sagara” yang dirilis pada 25 November 2024 ini menjadi penutup dari perjalanan Galura Tropikalia, sebuah mini album yang membawakan semangat eksplorasi lintas budaya serta lintas negara. 

The Panturas ingin terus menunjukkan konsistensi mereka dalam menghadirkan karya yang memadukan elemen tradisional dengan inovasi modern saat ini. Dengan kolaborasi global yang melibatkan kreator internasional, mereka semakin memperkuat posisi sebagai salah satu band Indonesia yang mampu bersaing di kancah dunia.

Selain itu, seluruh lagu dari mini album Galura Tropikalia sudah dapat dinikmati di berbagai platform streaming digital. The Panturas sekali lagi membuktikan bahwa musik tidak hanya menjadi alat ekspresi, tetapi juga media untuk merangkul dunia dengan perspektif baru.

Redaktur: Muhammad Ihsan Karim

Penulis: Muhammad Ihsan Karim

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.