Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketimpangan Kesehatan

G20 Usulkan Mekanisme Baru Keuangan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pertemuan G20 Joint Finance and Health Task Force (JFHTF) ke-4 mendorong pembentukan mekanisme keuangan baru untuk mengatasi masalah terkait ketimpangan pembiayaan kesehatan global.

"Pertemuan sesi pertama, yang berfokus pada pembaruan Evolving Global Health Architecture dan bagaimana G20 dapat berkontribusi," kata Co-chair JFHTF Wempi Saputra dalam keterangan di Jakarta, Rabu (1/6).

WHO sendiri memiliki sejumlah proposal untuk memperkuat sistem Kesiapsiagaan dan Respon Darurat Kesehatan (HEPR) dalam kerangka instrumen baru. Salah satu proposal tersebut adalah terkait pembentukan Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) untuk Prevention, Prepardness and Response (PPR) Pandemi.

Pertemuan yang diselenggarakan pada 31 Mei 2022 secara virtual ini juga sekaligus menindaklanjuti hasil pertemuan ketiga JFHTF. Pada pertemuan keempat ini dibahas antara lain evolusi arsitektur kesehatan global dan kontribusi G20, pembentukan pengaturan koordinasi keuangan serta kesehatan untuk pembiayaan PPR pandemi.

Sementara terkait perkembangan Dana Perantara Keuangan Bank Dunia atau FIF untuk PPR Pandemi, pemerintah Indonesia berencana untuk turut berkontribusi. Hal ini dilakukan mengingat sangat pentingnya FIF sebagai bentuk konkret keluaran G20 yang juga memperkuat komitmen Indonesia sebagai Presidensi G20.

Nantinya Indonesia dapat memanfaatkan pendanaan yang tersedia di FIF untuk PPR Pandemi dan menerima manfaat langsung untuk mendukung transformasi sektor kesehatan dalam negeri.

Peran Strategis

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan Presidensi G20 yang dipercayakan kepada Indonesia pada 2022 merupakan bentuk pengakuan atas peran strategis Indonesia mewakili Asia Tenggara dalam perekonomian dan arsitektur keuangan global.

Melalui Presidensi G20 Indonesia juga diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kuantitas pekerja baru, khususnya di sektor pariwisata, revitalisasi daerah dan promosi sektor pariwisata, peluang kerja sama untuk mencapai target SDGs, serta eksposur potensi dan ekonomi UMKM.

"Secara keseluruhan terdapat sebanyak 437 events yang akan diselenggarakan, yang terdiri atas 184 meetings dan 253 Side Events. Puncaknya adalah KTT G20 summit pada 15-16 November 2022, itu adalah pertemuan tingkat kepala negara," ujar Susiwijono dalam keterangan resmi, Rabu (1/6).

Tantangan global yang terus berkembang membuat pembahasan prioritas-prioritas G20 tidak hanya pada isu keuangan, melainkan juga isu-isu non-kesehatan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top