Fortifikasi Pangan Penting Cegah Masalah Gizi
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Niken Wastu Palupi (tengah) dalam Diskusi Pembelajaran dan Kolaborasi Antar Negara-negara Selatan terkait Fortifikasi Pangan Skala Besar di Jakarta, Selasa (15/10).
Meski demikian, lanjut Niken, defisiensi zat gizi mikro masih menjadi masalah yang terus terjadi. Saat ini, data terkait status zat gizi mikro di Indonesia masih sangat terbatas.
"Pada 1990-an, Indonesia mencatat rekor defisiensi yodium yang tinggi. Hingga saat ini, kasus anemia, terutama pada ibu hamil, masih menjadi masalah yang cukup serius," terangnya.
Director of Nutrition Bill and Melinda Gates Foundation Meetu Kapur menyatakan, secara global, negara-negara Selatan memiliki regulasi terkait fortifikasi pangan. Namun, menurutnya, masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan akses terhadap pangan berkualitas.
Dia menekankan, keberhasilan fortifikasi pangan bergantung pada penentuan prioritas melalui implementasi kebijakan. Selain itu pendanaan atas keterlibatan pemangku kepentingan dan peningkatan kapasitas juga penting.
"Negara-negara di Selatan mempunyai tantangan malnutrisi yang serupa, di antaranya defisiensi mikronutrien dan kelebihan mikronutrien," tuturnya.
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya