Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Sawit - Hilirisasi Industri Sawit Harus Didorong

Fokus CPO Dialihkan ke Domestik

Foto : Sumber: GAPKI; Kementan – Litbang KJ/and
A   A   A   Pengaturan Font

Seiring penolakan produk minyak sawit RI di sejumlah negara, terutama Eropa, pemerintah merancang strategi dengan mengalihkan fokus distribusi CPO untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

JAKARTA - Pemerintah melalui sejumlah kementerian terkait tengah merancang regulasi yang mewajibkan industri dalam negeri menyerap produk minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Perluasan pasar domestik dilakukan demi mengantisipasi semakin banyaknya negara yang memperketat pasarnya. Hal ini juga demi mendorong pertumbuhan industri hilir kelapa sawit. Adapun besarannya akan diatur dalam regulasi teknis, berapa persen standar minimal yang diwajibkan untuk diserap industri.

"Kita harus optimalkan pasar di dalam negeri, harus diatur berapa persen untuk produk hilirnya, kita dorong peningkatan demand di dalam negeri," ungkap Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang, di Jakarta, Rabu (7/3). Bambang menjelaskan semua negara di dunia memang membutuhkan produk CPO RI, tetapi negara-negara konsumen menghendaki agar harganya lebih murah.

Itulah yang melandasi sejumlah negara konsumen menyerukan kampanye negatif tentang sawit dan memperketat pasarnya melalui beragam cara sehingga negara produsen kesulitan melakukan ekspor. Peneliti Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menyebutkan pertumbuhan industri turunan sawit itu perlu didorong karena selama ini lajunya sangat lambat.

Hal itu dipengaruhi oleh mangkraknya perizinan di daerah. Dia menambahkan faktor kemudahan berbisnis yang dirilis beberapa waktu lalu yang menunjukkan iklim bisnis di RI semakin membaik ternyata hanya menyasar pada sejumlah kota besar, seperti Jakarta dan Surbaya, sementara kota dan daerah-daerah lainnya tidak.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top