Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Tiongkok Diperkirakan Telah Mereklamasi Seluas 3.000 Hektare di LTS

Filipina Tegaskan Akan Pertahankan Sabina Shoal

Foto : istimewa

Roy Vincent Trinidad

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina pada Selasa (6/8) mengatakan bahwa mereka akan tetap bertahan berada di sebuah beting di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang berada di dalam zona ekonomi eksklusifnya, untuk memastikan bahwa Beijing tidak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan di sana.

Juru bicara Angkatan Laut Filipina untuk Laut Filipina Barat, Laksamana Muda Roy Vincent Trinidad, mengatakan bahwa unit militernya telah mengerahkan sebuah kapal di dekat Sabina Shoal untuk memantau keberadaan kapal-kapal Tiongkok yang berkumpul di dekat daerah tersebut.

Laut Filipina Barat adalah sebutan Manila untuk perairan LTS yang berada di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.

Sabina Shoal adalah terumbu karang di Kepulauan Spratly yang terletak di dalam ZEE Filipina. Tiongkok menyebut terumbu karang ini sebagai Xiabin Reef, sedangkan Filipina menyebutnya sebagai Escoda Shoal.

ZEE memberikan hak eksklusif kepada negara pantai untuk mengatur kegiatan penangkapan ikan, mengeksplorasi, dan mengeksploitasi sumber daya alam di dalam perairan, dasar laut, dan lapisan tanah di dalam zona itu, menurut Konvensi Hukum Laut PBB atau UNCLOS.

Trinidad mengatakan bahwa Angkatan Laut Filipina telah memantau adanya tumpukan karang yang tidak biasa di daerah tersebut hingga memaksa Penjaga Pantai Filipina untuk mengirim kapal untuk memantau aktivitas di sana. Dia pun mengatakan bahwa kapal-kapal Tiongkok di sana dikawal oleh kapal penjaga pantai terbesar Tiongkok dengan nomor lambung 5901, yang oleh para ahli dijuluki sebagai "The Monster" karena memiliki bobot 12.000 ton.

"(Kapal "The Monster" itu) sudah ada di sana sejak 30 Juli hingga pagi ini, jadi kami mengawasi mereka (dan) mereka pun mengawasi kami," ujar Trinidad dalam sebuah forum pers di Laut Filipina Barat.

"Kami telah meningkatkan kehadiran di Sabina Shoal atau Escoda Shoal hanya untuk memastikan bahwa tidak ada fasilitas buatan manusia yang menumpuk karang yang dihancurkan di beting tersebut," ujar Trinidad seraya menambahkan bahwa sebuah kapal riset dan survei Tiongkok, Ke Xue San Hao, telah terlacak berlayar dan melewati Sabina Shoal. "Kami telah menginformasikan hal ini kepada instansi pemerintah Filipina terkait," ungkap dia.

Trinidad juga mengatakan bahwa kapal riset dan survei Tiongkok telah melintasi daerah itu selama satu setengah pekan terakhir seraya menambahkan bahwa kapal-kapal Penjaga Pantai Filipina yang didukung oleh angkatan laut akan tinggal di daerah itu secara bergilir selama kapal Tiongkok itu juga ada di sana.

Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait laporan ini. Namun pada Minggu (4/8) lalu, mereka menuduh Filipina mendamparkan beberapa kapal secara ilegal di daerah tersebut, termasuk sebuah kapal penjaga pantai.

Bukan Kebuntuan

Dalam keterangannya, Trinidad menyatakan bahwa situasi ini bukan sebuah kebuntuan seperti yang terjadi di Scarborough Shoal, yang juga berada di dalam wilayah Filipina di LTS, tetapi telah diduduki Tiongkok secara efektif sejak 2012.

Manila membawa Beijing ke pengadilan arbitrase internasional atas insiden tersebut dan pada tahun 2016, badan tersebut memutuskan untuk memenangkan Filipina. Namun, Tiongkok menolak untuk mengakui keputusan tersebut dan bersikukuh bahwa mereka memiliki hampir seluruh wilayah LTS, termasuk perairan negara-negara tetangganya yang tumpang tindih.

Trinidad mengatakan bahwa Tiongkok diperkirakan telah mereklamasi sekitar 3.000 hektare di LTS, termasuk perairan Filipina. Dia mengatakan bahwa wilayah yang sekarang dikuasai Beijing sudah dimiliterisasi.

"Mereka memiliki landasan udara. Mereka memiliki pelabuhan untuk kapal perang. Ada bangunan di darat yang hanya bisa kita duga sebagai hanggar pesawat. Mereka memiliki peralatan komunikasi kelas militer," ungkap dia.RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top