Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa di LTS

Filipina Panggil Diplomat Tiongkok Karena Pelecehan Kapal

Foto : Istimewa

Kapal Penelitian Legend

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Filipina telah memanggil seorang diplomat senior Tiongkok untuk memprotes dugaan pelecehan oleh Penjaga Pantai Tiongkok terhadap kapal penelitian bersama Filipina-Taiwan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) pada April lalu. Hal itu disampaikan para pejabat Filipina pada Selasa (31/5).

Kementerian Luar Negeri Filipina (DFA) juga mengatakan pihaknya mengambil tindakan diplomatik terhadap insiden baru-baru ini lainnya dari kapal-kapal Tiongkok yang diduga menyerang kapal-kapal Filipina dan kapal-kapal yang ditugaskan Filipina di jalur perairan yang diperebutkan.

"Kementerian Luar Negeri memanggil seorang pejabat senior Kedutaan Besar Tiongkok di Manila untuk memprotes pelecehan oleh CCG pada RV Legend, yang telah melakukan kegiatan penelitian ilmiah kelautan (MSR) resmi, dengan para ilmuwan Filipina di dalamnya," kata kantor Kementerian Luar Negeri Filipina di sebuah pernyataan.

"Kementerian Luar Negeri Filipina akan mengambil tindakan diplomatik yang tepat untuk pelanggaran kedaulatan Filipina [dan] hak berdaulat dalam yurisdiksi maritim kami," imbuh kementerian itu seraya menegaskan bahwa hanya penjaga pantai Filipina yang memiliki yurisdiksi penegakan hukum atas perairan ini dan kehadiran kapal asing itu tidak sesuai dengan pasal 19 Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) tentang lintas damai dan bertentangan dengan kepentingan Filipina.

Manila mengeluarkan pernyataan itu beberapa hari setelah Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) yang ada dibawah naungan Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah lembaga pemikir di Washington DC, menerbitkan laporan tentang tiga insiden pemaksaan di perairan Filipina oleh kapal-kapal Tiongkok.

"Dalam salah satu insiden, Penjaga Pantai Tiongkok (CCG) membuntuti Legend, kapal penelitian Taiwan Ocean Research Institute di bawah Kementerian Sains dan Teknologi, saat memetakan garis patahan bawah laut di perairan barat laut Pulau Luzon di Filipina mulai akhir Maret hingga awal April," AMTI melaporkan.

Kapal Legend dipergunakan secara bersama-sama oleh Institut Ilmu Geologi Nasional Universitas Filipina dan Universitas Pusat Nasional di Taiwan.

Dalam insiden lain pada April, sebuah kapal CCG diduga mengikuti sepasang kapal yang ditugaskan Filipina yang melakukan survei seismik di suatu daerah di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina dan landas kontinen (ECS). Insiden itu mendorong Manila untuk menghentikan semua eksplorasi minyak dan gas di kedua wilayah di LTS itu, kata Kementerian Luar Negeri.

Moratorium Penangkapan Ikan

Protes dari Filipina itu dilayangkan menyusul protes DFA lainnya yang diajukan Senin (30/5) lalu terkait penerapan secara sepihak oleh Tiongkok atas moratorium penangkapan ikan selama 3,5 bulan di wilayah LTS.

Di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte, Manila dan Beijing memiliki hubungan yang amat baik apalagi pemimpin Filipina itu telah mengabaikan putusan pengadilan internasional 2016 yang menegaskan hak kedaulatan Manila atas ZEE dan ECS di LTS, dan menyatakan klaim besar-besaran Beijing atas sebagian besar seluruh laut tidak sah menurut hukum internasional. Beijing hingga saat ini menolak keputusan pengadilan internasional 2016 itu.

Walau begitu, Filipina dalam beberapa tahun terakhir, mengajukan serangkaian protes diplomatik terhadap Beijing atas kehadiran kapal-kapal Tiongkok di perairan yang diklaim Filipina.RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top