Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Filipina: Milisi Maritim Tiongkok Hancurkan Terumbu Karang

Foto : AFP/Philippine Communications Operations Office/Na

Kapal Tiongkok | Sejumlah kapal Tiongkok melepas jangkar di  Whitsun Reef, LTS, pada Maret 2021 lalu. Pada Senin (18/9), Penjaga Pantai Filipina menuding bahwa kapal-kapal milisi maritim Tiongkok telah merusak terumbu karang di dua lokasi di wilayah ZEE Filipina.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Penjaga Pantai Filipina pada Senin (18/9) menuding kapal-kapal milisi maritim Tiongkok karena menghancurkan terumbu karang di perairan yang diklaim Manila di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Pernyataan Penjaga Pantai Filipina itu dilontarkan setelah militer Filipina menuduh milisi Tiongkok melakukan penghancuran besar-besaran, khususnya di dasar laut Rozul Reef dan Escoda Shoal, yang termasuk dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina yang diakui secara internasional.

"Para penyelam telah melakukan survei di dasar laut," kata Komodor Jay Tarriela, juru bicara penjaga pantai untuk Laut Filipina Barat, sebutan Manila untuk bagian LTS dalam yurisdiksinya. "Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa ekosistem laut pada subjek fitur Laut Filipina Barat tampak tidak bernyawa bahkan tidak ada tanda-tanda kehidupan," imbuh dia.

Tarriela kemudian mengatakan ada perubahan warna yang terlihat di dasar laut yang mengindikasikan kegiatan disengaja yang dimaksudkan untuk mengubah topografi alami daerah tersebut.

Terumbu karang yang dihancurkan berada di dua lokasi di dekat Pulau Palawan, sebuah pulau di barat daya Filipina yang menghadap laut yang disengketakan.

Menurut para pemerhati lingkungan, kawasan LTS adalah wilayah bagi sekitar 177.000 mil persegi terumbu karang dengan keanekaragaman hayati. Diperkirakan terdapat 571 spesies karang dan 3.794 spesies ikan berbeda di perairan tersebut.

Sebelumnya pada Sabtu (16/9) lalu, Wakil Laksamana Alberto Carlos, kepala komando militer Filipina di wilayah barat (WESCOM), mengatakan kepada wartawan bahwa terumbu karang di Rozul Reef telah dihancurkan seluruhnya oleh kerumunan kapal-kapal milisi Tiongkok.

Carlos mengatakan pihak berwenang Filipina telah berhasil mengusir milisi Tiongkok pada awal Juli lalu, namun milisi tersebut kembali lagi pada bulan berikutnya karena hampir tidak mungkin untuk berpatroli di wilayah pesisir itu secara rutin.

Tingkatkan Kewaspadaan

Menanggapi laporan tersebut, pada Senin Kementerian Luar Negeri mengatakan Filipina secara konsisten akan meningkatkan kewaspadaan atas aktivitas yang membahayakan ekologis di ZEE.

"Oleh karena itu, kami menyerukan kepada semua pihak yang berkepentingan untuk bertindak secara bertanggung jawab dan menghentikan semua aktivitas yang dapat merusak lingkungan laut kita yang berharga. Kesejahteraan jutaan orang yang bergantung pada LTS untuk penghidupan mereka, telah dipertaruhkan," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Filipina.

"Meningkatnya kehadiran kapal penangkap ikan Tiongkok menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi implikasi terhadap keamanan maritim Filipina, konservasi perikanan, integritas teritorial, dan pelestarian lingkungan laut. Kegiatan-kegiatan ini telah menjadi sumber ketegangan di Laut Filipina Barat dan telah berkontribusi terhadap ketidakstabilan di wilayah tersebut," imbuh WESCOM.

Sementara itu seorang senator Filipina, Francis Tolentino, menyatakan bahwa ia sedang menyusun Undang-Undang Zona Maritim Filipina yang ia prediksi akan menjadi dasar hukum negara tersebut dalam sengketa wilayah.

"Jika kita mengajukan klaim, ganti rugi, UU itu harus dilakukan di pengadilan yang diakui oleh UNCLOS," kata Tolentino, mengacu pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut, yang mengatur penggunaan lautan dan sumber dayanya.RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat, Berbagai Sumber

Komentar

Komentar
()

Top