Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Filipina Memilih Presiden Baru, Akankah Keluarga Marcos Kembali Berkuasa?

Foto : The Straits Times/AFP

Kandidat presiden Ferdinand Marcos Jr memberikan suara di Sekolah Dasar Mariano Marcos Memorial, 9 Mei 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Lebih dari 65 juta rakyat Filipina berbondong-bondong menuju bilik suara hari ini, Senin (9/5), untuk memilih presiden baru. Putera mendiang diktator Ferdinand Marcos berada di pintu kemenangan. The Straits Times melaporkan, Senin (9/5).

Ferdinand Marcos Jr (64) tinggal selangkah lagi menuju puncak kekuasaan sebagai presiden ke-17 Filipina, dengan meraih 75 persen suara.

Dia memimpin rival terdekatnya Wakil Presiden Leni Robredo (57) yang meraih suara 30 persen dalam polling.

Namun para pendukung Robredo percaya gap semakin sempit, raksasa lama berbalik dalam reli politiknya, kegairahan ditunjukkan oleh para relawan mudanya, dan kekurangan-kekurangan dalam survei.

"Kemenangan belum pasti bagi Marcos meski 25 persen menguntungkan bagi Robredo. Rendahnya angka yang diraih akan menguntungkan Robredo ketimbang Marcos, mengingat risiko kepuasan para pendukung Marcos," kata Peter Mumford, kepala analis Kelompok Eurasia untuk Asia Tenggara dan Selatan.

Dia bilang, Robredo jelas punya momentum, seperti dibuktikan dengan banyaknya orang yang menghadiri relinya. Tapi tetap saja, "Gapnya sangat besar," kata Mumford.

Dalam pemilihan wakil presiden, Sara Duterte-Carpio (46), puteri Presiden Rodrigo Duterte yang menjadi pasangan Marcos Jr, diramalkan akan menang dengan mulus dengan lebih dari 40 persen suara melawan pesaingnya Presiden Senat Tito Sotto (73).

Duterte (77) yang dilarang Konstitusi ikut dalam pemilu untuk jabatan periode kedua, belum memberikan dukungan kepada kandidat mana pun. Namun partai politiknya mendukung Marcos Jr. Dia sendiri sudah pasti mendukung puterinya.

Pemungutan suara dibuka pukul 6 pagi waktu setempat dan ditutup pukul 7 malam. Penghitungan suara dimulai setelah itu.

Hasil tak resmi akan dirilis beberapa jam setelah pemungutan suara melalui penghitungan langsung. Namun pada pemilu 2016, Duterte secara resmi mendeklarasikan kemenangannya tiga minggu setelah hari pemungutan suara.

Para pemilih juga akan memilih 12 senator, 253 wakil distrik, dan 18.000 gubernur, wakil gubernur, walikota, wakil walikota, anggota dewan provinsi, dan dewan kotapraja.

Sebanyak 67,5 juta rakyat Filipina terdaftar untuk memberikan suaranya pada pemilu tahun ini. Dibanding pemilu 2016, jumlah pemilih lebih 13 juta orang. Hampir 1 juta orang yang tinggal di luar negeri telah mengirimkan kartu suara mereka.

Hal itu merefleksikan betapa ganasnya pertarungan dalam kontestasi politik tahun ini. Sebagian besar karena apa yang direpresentasikan oleh kedua kandidat.

Marcos Jr mewakili kembalinya kekuatan lama, sebuah keluarga yang menurut catatan pengadilan dan sejarah bertanggung jawab atas pembunuhan massal dan kleptokrasi yang dilembagakan selama 20 tahun sang ayah berkuasa. Kekuasaan tersebut berakhir pada 1986 ketika masyarakat sipil yang didukung militer memaksa keluarga Marcos pergi dari Filipina.

Marcos Jr juga menggambarkan dirinya sebagai "kandidat penerus" yang akan melanjutkan kebijakan-kebijakan Duterte termasuk perang terhadap narkoba dan rekonsiliasi dengan Tiongkok.

Di sisi lain, Robredo merupakan pewaris gerakan pro-demokrasi tahun 1986 yang berhasil menggulingkan Marcos.

Dia menarik kembali narasi keluarga Marcos yang menyatakan bahwa tahun-tahun Marcos berkuasa ditandai dengan kemakmuran dan perdamaian. Narasi yang menyatakan bawha peristiwa 1986 tak lebih dari upaya kudeta yang dirancang oleh kelompok minoritas yang sangat kuat.

Robredo juga mengatakan dia akan memutar kembali tindakan-tindakan Duterte.

Perspektif-perspektif ini digesekkan kepada para pendukung masing-masing yang selama masa kampanye menjadi makin setia kepada para kandidatnya dan kukuh pada pilihan mereka.

Polling opini menunjukkan masyarakat pemilih terbelah. Marcos Jr dengan mengidentifikasi Duterte menarik dukungan kaum miskin dan mereka yang tidak berpendidikan tinggi. Robredo menarik dukungan dari kelas menengah, kaum berpendidikan dan pemilih muda.

"Hasil yang mendekati akan diperebutkan oleh pihak yang kalah, menciptakan ketidakpastian politik," kata Mumford.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top